Jambi (ANTARA) - Petugas Puskesmas Desa Puding, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi melakukan jemput bola mendatangi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat terdampak kebakaran hutan dan lahan.

"Kita jemput bola, begitu ada informasi yang mengalami gangguan kesehatan, khususnya terdampak karhutla kita turun ke rumahnya. Tak menunggu datang ke Puskesmas," kata Kepala Puskesmas Desa Puding Fachrul di Desa Puding, Jambi, Minggu.

Selain mendapat tambahan paramedis, Puskesmas Puding yang menjadi Posko Kesehatan di lokasi karhutla di desa itu, juga mendapat bantuan relawan dari mahasiswa.

"Ada beberapa mahasiswa yang membantu kami," kata Fachrul.

Ia mengakui, dalam tiga hari terakhir kondisi di desa itu mengalami penurunan kualitas udara akibat kebakaran kebun sawit yang berlokasi sekitar dua kilometer dari lokasi itu.

Baca juga: Konsentrasi polutan asap capai maksimum jelang siang hari.


"Mungkin dua hari ini yang terparah, sampai siang hari seperti remang-remang ini. Entah sampai kapan ini," kata Fachrul.

Untuk penanganan warga yang terkena dampak karhutla, Puskesmas itu telah menyediakan obat-obatan yang diperlukan untuk ISPA, batuk, diare dan lainnya serta menyediakan vitamin serta beberapa obat pendukung lainnya.

Selain itu juga disiapkan tabung oksigen untuk mengantisipasi ada warga atau personel Satgas Karhutla yang membutuhkan bantuan oksigen.

"Ada dua tabung oksigen di sini, sedangkan untuk obat-obatan kami juga mendapat bantuan dari perusahaan. Khusus untuk anak-anak kami meminta stok lebih banyak, terutama jenis sirup untuk memudahkan diminumnya," kata Fachrul.

Sementara itu Satgas Karhutla yang datang kebanyakan untuk pemeriksaan tekanan darah dan mengeluhkan batuk.

"Sebagian besar mereka kelelahan, karena sudah hampir sebulan lebih mereka bertugas. Kami beri mereka vitamin untuk menjaga ketahanan tubuhnya," kata Fachrul.

Selain ISPA, pihak Puskesmas juga mengantisipasi kemungkinan diare akibat kabut asap yang mempengaruhi kebersihan air.

"Kami antisipasi jangan sampai mereka komplikasi ISPA dan diare, karena musim kemarau dan dampak kabut asap juga berpengaruh kepada kebersihan air ," kata Fachrul menambahkan.

Baca juga: Jarak pandang rendah, aktivitas penerbangan di Jambi terganggu