Di Pulau Komodo, Tim Ekspedisi Kas Keliling BI disambut tarian Manca
22 September 2019 15:25 WIB
Kepala Departemen Pengelolaan Uang (DPU) BI Heru Pranoto (kanan) dan Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawa Atmaja (kedua kiri) bersama tim ekspedisi kas keliling disambut warga Desa Komodo untuk melaksanakan penukaran uang lusuh dalam kegiatan Ekspedisi Kas Keliling Pulau Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) pada hari kedua di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT Minggu (22/9/2019). ANTARA/Kornelis Kaha
Pulau Komodo, NTT (ANTARA) - Tim Ekspedisi Kas Keliling Bank Indonesia (BI) dan TNI-AL untuk pulau-pulau tertinggal, terdepan, dan terluar disambut masyarakat dengan tarian Manca di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketua Departemen Pengelolaan Uang BI Heru Pranoto ditemui di Desa Komodo usai acara penyambutan itu, mengaku terkejut dengan antusiasme warga setempat dalam menyambut kedatangan tim tersebut.
"Ternyata masyarakat sangat antusias sekali, ini terbukti dengan penyambutan tadi," katanya.
Ia menyatakan penyambutan itu menunjukkan bahwa kehadiran Tim Ekspedisi Kas Keliling BI dinantikan oleh masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), terutama di Pulau Komodo, karena membawa makna tersendiri bagi mereka.
Baca juga: Di Sumba, warga desa ini antusias tukar uang lusuh hingga Rp200 juta
Pantuan ANTARA, saat tim ekspedisi tiba di desa tersebut, warga Pulau Komodo langsung menyambutnya dengan tarian Manca.
Tarian Manca adalah tarian asli masyarakat desa itu. Pada zaman perang, tarian itu untuk menyambut kedatangan para pahlawan perang.
Heru menyebut tim ekspedisi kas keliling mendapat tempat di masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah 3T, karena selama ini jarang tersentuh layanan tersebut.
Kepala Desa Komodo Haji Aksan ketika ditemui di sela-sela kegiatan Tim Ekspedisi Kas Keliling BI itu, menyatakan masyarakat setempat mendapatkan layanan terkait dengan keperluan ekonominya, melalui kegiatan Bank Indonesia itu.
"Kami sambut mereka dengan meriah karena melakukan perjalanan jauh untuk melayani masyarakat di sini. Oleh karena itu, wajar jika kami lakukan ini demi menghormati perjuangan mereka sampai ke Pulau Komodo," kata dia.
Ia berharap, sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah dan penukaran uang rupiah terus dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan TNI AL.
"Sebab, ini sangat membantu kami untuk menukarkan uang. Jika tidak, kami harus berlayar selama empat jam ke Labuan Bajo untuk menukarkan uang," kata dia.
Baca juga: Ekspedisi kas keliling bukti negara hadir bagi masyarakat
Baca juga: BI-TNI AL gelar ekspedisi kas keliling ke pulau 3T
Ketua Departemen Pengelolaan Uang BI Heru Pranoto ditemui di Desa Komodo usai acara penyambutan itu, mengaku terkejut dengan antusiasme warga setempat dalam menyambut kedatangan tim tersebut.
"Ternyata masyarakat sangat antusias sekali, ini terbukti dengan penyambutan tadi," katanya.
Ia menyatakan penyambutan itu menunjukkan bahwa kehadiran Tim Ekspedisi Kas Keliling BI dinantikan oleh masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), terutama di Pulau Komodo, karena membawa makna tersendiri bagi mereka.
Baca juga: Di Sumba, warga desa ini antusias tukar uang lusuh hingga Rp200 juta
Pantuan ANTARA, saat tim ekspedisi tiba di desa tersebut, warga Pulau Komodo langsung menyambutnya dengan tarian Manca.
Tarian Manca adalah tarian asli masyarakat desa itu. Pada zaman perang, tarian itu untuk menyambut kedatangan para pahlawan perang.
Heru menyebut tim ekspedisi kas keliling mendapat tempat di masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah 3T, karena selama ini jarang tersentuh layanan tersebut.
Kepala Desa Komodo Haji Aksan ketika ditemui di sela-sela kegiatan Tim Ekspedisi Kas Keliling BI itu, menyatakan masyarakat setempat mendapatkan layanan terkait dengan keperluan ekonominya, melalui kegiatan Bank Indonesia itu.
"Kami sambut mereka dengan meriah karena melakukan perjalanan jauh untuk melayani masyarakat di sini. Oleh karena itu, wajar jika kami lakukan ini demi menghormati perjuangan mereka sampai ke Pulau Komodo," kata dia.
Ia berharap, sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah dan penukaran uang rupiah terus dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan TNI AL.
"Sebab, ini sangat membantu kami untuk menukarkan uang. Jika tidak, kami harus berlayar selama empat jam ke Labuan Bajo untuk menukarkan uang," kata dia.
Baca juga: Ekspedisi kas keliling bukti negara hadir bagi masyarakat
Baca juga: BI-TNI AL gelar ekspedisi kas keliling ke pulau 3T
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: