Kualitas udara Batam kembali tidak sehat
22 September 2019 11:51 WIB
Staf Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Peyakit kelas I Batam membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan di Kota Batam. BPTKLPP Batam memantau kualitas udara setempat memasuki kategori tidak sehat pada Minggu (22/9/2019). ANTARA/Dok. BPTKLPP Kelas I Batam/am.
Batam (ANTARA) - Kualitas udara di Kota Batam Kepulauan Riau kembali memasuki kategori tidak sehat, berdasarkan pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara yang dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam.
Kepala BTKLPP Kelas I Batam, Slamet Mulsiswanto di Batam, Minggu, mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya sejak pagi, kadar ISPU di Batam berkisar antara 136 hingga 172. Kualitas udara paling buruk terjadi sekitar pukul 6.00 WIB, yaitu 172.
"Itu temasuk tidak sehat," kata dia.
Kualitas udara dikatakan sehat bila ISPU antara 01 hingga 100, tidak sehat ISPU antara 101-199, sangat tidak sehat ISPU 200-299, berbahaya ISPU 300-399 dan sangat berbahaya bila ISPU di atas 400.
Baca juga: Jarak pandang di Kepri terus menurun
Ia mengatakan untuk membantu masyakarat agar tidak terpapar jerebu yang kian tebal, maka BTKLPP Kelas I Batam turut membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan raya.
"Kami membagi-bagikan 3.000 lembar masker di beberapa persimpangan jalan, antara lain di titik lampu lalu lintas Kaliban," kata dia.
Sementara itu, warga Kota Batam makin mengeluhkan tidak tahan atas kondisi udara yang mengandung asap.
"Mata mulai perih hari ini. Kemarin-kemarin langit sudah biru, udara juga agak segar. Tapi hari ini udara pekat lagi," kata warga Batam, Emi.
Pemkot Batam belum mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah, karena kualitas udara terus berubah.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan sekolah PAUD, TK, SD dan SMP akan diliburkan bila kadar ISPU di atas 100.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan juga meminta pihak sekolah meniadakan kegiatan di luar kelas, selama kualitas udara belum kembali normal.
Baca juga: Penderita ISPA di Batam meningkat 100 persen
Kepala BTKLPP Kelas I Batam, Slamet Mulsiswanto di Batam, Minggu, mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya sejak pagi, kadar ISPU di Batam berkisar antara 136 hingga 172. Kualitas udara paling buruk terjadi sekitar pukul 6.00 WIB, yaitu 172.
"Itu temasuk tidak sehat," kata dia.
Kualitas udara dikatakan sehat bila ISPU antara 01 hingga 100, tidak sehat ISPU antara 101-199, sangat tidak sehat ISPU 200-299, berbahaya ISPU 300-399 dan sangat berbahaya bila ISPU di atas 400.
Baca juga: Jarak pandang di Kepri terus menurun
Ia mengatakan untuk membantu masyakarat agar tidak terpapar jerebu yang kian tebal, maka BTKLPP Kelas I Batam turut membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan raya.
"Kami membagi-bagikan 3.000 lembar masker di beberapa persimpangan jalan, antara lain di titik lampu lalu lintas Kaliban," kata dia.
Sementara itu, warga Kota Batam makin mengeluhkan tidak tahan atas kondisi udara yang mengandung asap.
"Mata mulai perih hari ini. Kemarin-kemarin langit sudah biru, udara juga agak segar. Tapi hari ini udara pekat lagi," kata warga Batam, Emi.
Pemkot Batam belum mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah, karena kualitas udara terus berubah.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan sekolah PAUD, TK, SD dan SMP akan diliburkan bila kadar ISPU di atas 100.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan juga meminta pihak sekolah meniadakan kegiatan di luar kelas, selama kualitas udara belum kembali normal.
Baca juga: Penderita ISPA di Batam meningkat 100 persen
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: