Menhub janji hubungkan riset mobil listrik UGM dengan industri
21 September 2019 16:50 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjawab pertanyaan awak media saat mencoba menaiki mobil listrik Arjuna buatan mahasiswa UGM di kawasan Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Sabtu. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)
Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan siap menghubungkan riset kendaraan bertenaga listrik yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan sektor industri agar memberikan nilai ekonomi bagi bangsa dan negara.
"Kami bersedia memberikan suatu link antara universitas dengan industri, agar ada suatu kolaborasi," kata Menteri Budi Karya saat meninjau sejumlah inovasi kendaraan bertenaga listrik mahasiswa UGM di kawasan Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Sabtu.
Dalam kesempatan itu, Menhub diperlihatkan sejumlah inovasi mahasiswa UGM mulai dari mobil listrik Arjuna TMO UGM, mobil formula Bima Sakti UGM, becak listrik, hingga sepeda motor listrik hasil kerja sama UGM dengan VIAR. Setelah mendengarkan penjelasan mengenai spesifikasi kendaraan, Budi Karya juga mencoba menaiki masing-masing kendaraan tersebut.
Budi mengapresiasi sejumlah kendaraan listrik temuan dari mahasiswa UGM yang beberapa di antaranya tercatat telah memenangi sejumlah kompetisi level internasional.
Dengan demikian, menurut Budi, seluruhnya telah memenuhi standar kendaraan.
"Saya mengapresiasi Bima Sakti sudah memenangi 'international contest', bahkan beberapa kali. Ini yang Arjuna, mobil balap listrik, sudah memenuhi kompetensi. Jadi, standardnya sudah memenuhi syarat," kata dia.
Baca juga: Menhub kebut konektivitas pariwisata di Joglosemar
Pengembangan baterai untuk kendaraan listrik yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM dengan konsep daur ulang, kata Budi, juga perlu difasilitasi dan dihubungkan dengan pelaku industri. Tidak hanya itu, temuan tersebut juga harus segera dipatenkan sebagai karya anak bangsa.
"Satu yang kami minta, lebih cepat dan patenkan it sehingga orang tak bisa menganggap ini paten dari negara-negara lain. Jadi event yang sekarang sudah ada, dipatenkan dulu karena ini sangat penting sebagai suatu kebanggaan nasional, suatu temuan yang luar biasa," kata dia.
Untuk mendukung hilirisasi hasil riset kendaraan, lanjut Budi, perlu ada kolaborasi dengan dunia industri misalnya bekerja sama dengan satu merek tertentu dengan catatan baterainya disuplai dari UGM.
Saat ini, menurut Budi, sudah ada sejumlah moda transportasi umum yang mulai menggunakan tenaga listrik meski populasinya belum banyak mulai dari taksi bluebird, Transjakarta, Gojek, serta Grab.
Ia berharap populasi kendaraan listrik terus meningkat. Selanjutnya, dievaluasi untuk memutuskan kemungkinan pembuatan pabrik kendaraan listrik di Indonesia. "Sehingga targetnya adalah kita satu, pengenalan, kedua adalah membangun populasi," kata dia.
Baca juga: Indonesia undang Korsel berinvestasi di industri baterai mobil listrik
"Kami bersedia memberikan suatu link antara universitas dengan industri, agar ada suatu kolaborasi," kata Menteri Budi Karya saat meninjau sejumlah inovasi kendaraan bertenaga listrik mahasiswa UGM di kawasan Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Sabtu.
Dalam kesempatan itu, Menhub diperlihatkan sejumlah inovasi mahasiswa UGM mulai dari mobil listrik Arjuna TMO UGM, mobil formula Bima Sakti UGM, becak listrik, hingga sepeda motor listrik hasil kerja sama UGM dengan VIAR. Setelah mendengarkan penjelasan mengenai spesifikasi kendaraan, Budi Karya juga mencoba menaiki masing-masing kendaraan tersebut.
Budi mengapresiasi sejumlah kendaraan listrik temuan dari mahasiswa UGM yang beberapa di antaranya tercatat telah memenangi sejumlah kompetisi level internasional.
Dengan demikian, menurut Budi, seluruhnya telah memenuhi standar kendaraan.
"Saya mengapresiasi Bima Sakti sudah memenangi 'international contest', bahkan beberapa kali. Ini yang Arjuna, mobil balap listrik, sudah memenuhi kompetensi. Jadi, standardnya sudah memenuhi syarat," kata dia.
Baca juga: Menhub kebut konektivitas pariwisata di Joglosemar
Pengembangan baterai untuk kendaraan listrik yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM dengan konsep daur ulang, kata Budi, juga perlu difasilitasi dan dihubungkan dengan pelaku industri. Tidak hanya itu, temuan tersebut juga harus segera dipatenkan sebagai karya anak bangsa.
"Satu yang kami minta, lebih cepat dan patenkan it sehingga orang tak bisa menganggap ini paten dari negara-negara lain. Jadi event yang sekarang sudah ada, dipatenkan dulu karena ini sangat penting sebagai suatu kebanggaan nasional, suatu temuan yang luar biasa," kata dia.
Untuk mendukung hilirisasi hasil riset kendaraan, lanjut Budi, perlu ada kolaborasi dengan dunia industri misalnya bekerja sama dengan satu merek tertentu dengan catatan baterainya disuplai dari UGM.
Saat ini, menurut Budi, sudah ada sejumlah moda transportasi umum yang mulai menggunakan tenaga listrik meski populasinya belum banyak mulai dari taksi bluebird, Transjakarta, Gojek, serta Grab.
Ia berharap populasi kendaraan listrik terus meningkat. Selanjutnya, dievaluasi untuk memutuskan kemungkinan pembuatan pabrik kendaraan listrik di Indonesia. "Sehingga targetnya adalah kita satu, pengenalan, kedua adalah membangun populasi," kata dia.
Baca juga: Indonesia undang Korsel berinvestasi di industri baterai mobil listrik
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: