Shopee Liga 1 2019
Kecewa kepemimpinan wasit Kalteng Putra layangkan surat protes
20 September 2019 18:43 WIB
Pesepak bola Perseru Badak Lampung FC Melcior Leideker (tengah) berebut bola dengan pemain Kalteng Putra Yohanes Pahabol (kiri) pada pertandingan Liga 1 2019 di Stadion Sumpah Pemuda Lampung, Lampung, Kamis malam (19/9/2019). Perseru Badak Lampung FC berhasil mengalahkan Kalteng Putra dengan skor akhir 2-1. (ANTARA FOTO/ARDIANSYAH)
Palangka Raya (ANTARA) - Manajemen Kalteng Putra melayangkan surat protes keras kepada Komite Wasit Persatuan Seluruh Sepakbola Indonesia (PSSI), terkait kepemimpinan wasit pada laga Kalteng Putra melawan tuan rumah Perseru Badak Lampung FC di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, Kamis (19/9) malam.
"Kami protes keras atas kepemimpinan wasit Darma Santoso Golo dari Sumatera Utara. Kepemimpinannya sangat kontroversi, sehingga harus ditindak tegas atau diistirahatkan sebagai perangkat wasit," kata Sekretaris Kalteng Putra Sigit Widodo di Palangka Raya, Jumat.
Menurut Sigit, penunjukan wasit asal Sumatera sangatlah aneh dan menyalahi azas 'fair play', seharusnya wasit berasal dari daerah netral. Jadi sudah semestinya wasit pada pertandingan itu bukan berasal dari daerah Sumatera atau pun Kalimantan.
Kemudian, dengan kepemimpinan Darma dan kawan-kawan, tentunya banyak menguntungkan tim tuan rumah apalagi setelah Kalteng Putra mampu unggul sementara pada menit 71.
"Wasit sangat sering memberikan keputusan yang menguntungkan tim tuan rumah dalam bentuk pelanggaran, padahal apa yang dilakukan pemain Kalteng Putra tidak dalam bentuk pelanggaran," tegasnya.
Hal paling menjengkelkan bagi Kalteng Putra, yaitu pada menit 89 saat OK Jhon yang menjaga Suhandi pemain Badak Lampung dianggap melakukan pelanggaran oleh wasit, sehingga diberikan hadiah penalti untuk tuan rumah.
Padahal pada saat perebutan bola, pemain Kalteng Putra tidak ada melakukan tindakan apa-apa, melainkan hanya menutup ruang gerak apabila pemain lawan memberikan operan ke arah depan gawang.
Lebih parahnya lagi, usai pertandingan tersebut pemain Kalteng Putra atas nama I Gede Sukadana mendapat tindak kekerasan dari oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat, dengan cara menjambak rambut serta memukul tubuhnya ketika menuju ruang ganti.
"Dengan insiden itu kami sudah melayangkan surat protes ke Komite Wasit PSSI agar bisa segera ditindaklanjuti. Sehingga hal seperti ini, kami harapkan tidak terulang kembali dalam sepak bola Indonesia kedepannya," jelasnya.
Baca juga: Mario Gomes : Kalteng bermain dengan kolektifitas
Baca juga: Kabut asap mulai bikin jadwal latihan Kalteng Putra FC terganggu
"Kami protes keras atas kepemimpinan wasit Darma Santoso Golo dari Sumatera Utara. Kepemimpinannya sangat kontroversi, sehingga harus ditindak tegas atau diistirahatkan sebagai perangkat wasit," kata Sekretaris Kalteng Putra Sigit Widodo di Palangka Raya, Jumat.
Menurut Sigit, penunjukan wasit asal Sumatera sangatlah aneh dan menyalahi azas 'fair play', seharusnya wasit berasal dari daerah netral. Jadi sudah semestinya wasit pada pertandingan itu bukan berasal dari daerah Sumatera atau pun Kalimantan.
Kemudian, dengan kepemimpinan Darma dan kawan-kawan, tentunya banyak menguntungkan tim tuan rumah apalagi setelah Kalteng Putra mampu unggul sementara pada menit 71.
"Wasit sangat sering memberikan keputusan yang menguntungkan tim tuan rumah dalam bentuk pelanggaran, padahal apa yang dilakukan pemain Kalteng Putra tidak dalam bentuk pelanggaran," tegasnya.
Hal paling menjengkelkan bagi Kalteng Putra, yaitu pada menit 89 saat OK Jhon yang menjaga Suhandi pemain Badak Lampung dianggap melakukan pelanggaran oleh wasit, sehingga diberikan hadiah penalti untuk tuan rumah.
Padahal pada saat perebutan bola, pemain Kalteng Putra tidak ada melakukan tindakan apa-apa, melainkan hanya menutup ruang gerak apabila pemain lawan memberikan operan ke arah depan gawang.
Lebih parahnya lagi, usai pertandingan tersebut pemain Kalteng Putra atas nama I Gede Sukadana mendapat tindak kekerasan dari oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat, dengan cara menjambak rambut serta memukul tubuhnya ketika menuju ruang ganti.
"Dengan insiden itu kami sudah melayangkan surat protes ke Komite Wasit PSSI agar bisa segera ditindaklanjuti. Sehingga hal seperti ini, kami harapkan tidak terulang kembali dalam sepak bola Indonesia kedepannya," jelasnya.
Baca juga: Mario Gomes : Kalteng bermain dengan kolektifitas
Baca juga: Kabut asap mulai bikin jadwal latihan Kalteng Putra FC terganggu
Pewarta: Kasriadi/Adi Wibowo
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: