Jamur juga bisa menyerang paru
20 September 2019 18:31 WIB
Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR Dr Anna Rozaliyani MBiomed Sp.P memberi keterangan apda wartawan di Jakarta, Jumat (20/9/2019). (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru mengungkapkan jamur juga bisa menyerang organ dalam tubuh manusia seperti paru-paru, otak, mata dan lainnya yang selanjutnya dapat menimbulkan penyakit.
Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR Dr Anna Rozaliyani MBiomed Sp.P mengatakan di Jakarta, Jumat, penyakit yang diakibatkan oleh infkesi jamur pada organ dalam tubuh manusia termasuk paru merupakan penyakit yang belum banyak diketahui bahkan oleh tenaga medis.
"Diagnosis infeksi jamur tidak mudah ditegakkan karena gejala dan tandanya sulit dibedakan dengan penyakit tuberkulosis. Selain itu kewaspadaan dokter kita juga belum memadai," kata Anna.
Infeksi jamur atau mikosis pada organ paru merupakan bagian dari mikosis sistemik berupa gangguan dan atau jalan napas yang disebabkan infeksi, jamur yang mengumpul, atau reaksi hipersensitif terhadap jamur.
Gejala dan tanda yang diakibatkan oleh infeksi jamur pada paru sama seperti TBC, yaitu batuk darah, batuk dalam waktu lama, sesak napas, nyeri dada yang bisa berlangsung dalam angka waktu tiga bulan.
"Selain itu juga bisa menyerupai asma namun tidak terkontrol. Sudah dikasih obat ini itu sesak tidak membaik, bisa jadi karena jamur dab infeksi karena alergi," kata Anna.
Dia menjelaskan biasanya dokter terlambat mengidentifikasi penyakit akibat infeksi jamur, sehingga terlambat memberikan penanganan, karena memang hingga saat ini belum ada standar yang jelas terhadap penanganan penyakit akibat infeksi jamur.
Infeksi jamur pada paru disebabkan oleh terhirupnya spora jamur yang ada di lingkungan kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Spora jamur dalam ukuran yang sangat kecil itu bisa berasal dari ruangan yang tidak bersih dan lembap serta tidak terkena sinar matahari.
Pada orang dengan daya tahan tubuh yang prima, jamur tersebut tidak akan menimbulkan dampak apapun, namun bagi orang-orang dengan daya tahan tubuh yang belum sempurna seperti balita atau imunitas yang mulai berkurang seperti orang tua, infeksi jamur bisa menimbulkan dampak buruk.
Terlebih lagi apabila orang tersebut telah memiliki penyakit kronis atau menahun seperti diabetes, stroke, kanker, atau HIV.
Dokter Anna menyebut sekitar 300 juta orang menderita infeksi jamur di seluruh dunia. Angka kematian karena infeksi jamur khususnya mikosis sistemik dapat mencapai 40-100 persen lantaran sulitnya identifikasi dan penanganan yang terlambat.
"Kunci utamanya pada kewaspadaan dokter. Apabila ada pasien asma atau TBC diberikan obat tidak kunjung membaik, dikhawatirkan karena infeksi jamur. Harus segera diperiksa lebih lanjut," kata dia.
Baca juga: PDPI: Pengguna vape lebih berpotensi terkena penyakit paru
Baca juga: Indonesia masih kekurangan dokter paru
Baca juga: Dokter paru: Dampak rokok elektronik dan rokok biasa sama buruknya
Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR Dr Anna Rozaliyani MBiomed Sp.P mengatakan di Jakarta, Jumat, penyakit yang diakibatkan oleh infkesi jamur pada organ dalam tubuh manusia termasuk paru merupakan penyakit yang belum banyak diketahui bahkan oleh tenaga medis.
"Diagnosis infeksi jamur tidak mudah ditegakkan karena gejala dan tandanya sulit dibedakan dengan penyakit tuberkulosis. Selain itu kewaspadaan dokter kita juga belum memadai," kata Anna.
Infeksi jamur atau mikosis pada organ paru merupakan bagian dari mikosis sistemik berupa gangguan dan atau jalan napas yang disebabkan infeksi, jamur yang mengumpul, atau reaksi hipersensitif terhadap jamur.
Gejala dan tanda yang diakibatkan oleh infeksi jamur pada paru sama seperti TBC, yaitu batuk darah, batuk dalam waktu lama, sesak napas, nyeri dada yang bisa berlangsung dalam angka waktu tiga bulan.
"Selain itu juga bisa menyerupai asma namun tidak terkontrol. Sudah dikasih obat ini itu sesak tidak membaik, bisa jadi karena jamur dab infeksi karena alergi," kata Anna.
Dia menjelaskan biasanya dokter terlambat mengidentifikasi penyakit akibat infeksi jamur, sehingga terlambat memberikan penanganan, karena memang hingga saat ini belum ada standar yang jelas terhadap penanganan penyakit akibat infeksi jamur.
Infeksi jamur pada paru disebabkan oleh terhirupnya spora jamur yang ada di lingkungan kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Spora jamur dalam ukuran yang sangat kecil itu bisa berasal dari ruangan yang tidak bersih dan lembap serta tidak terkena sinar matahari.
Pada orang dengan daya tahan tubuh yang prima, jamur tersebut tidak akan menimbulkan dampak apapun, namun bagi orang-orang dengan daya tahan tubuh yang belum sempurna seperti balita atau imunitas yang mulai berkurang seperti orang tua, infeksi jamur bisa menimbulkan dampak buruk.
Terlebih lagi apabila orang tersebut telah memiliki penyakit kronis atau menahun seperti diabetes, stroke, kanker, atau HIV.
Dokter Anna menyebut sekitar 300 juta orang menderita infeksi jamur di seluruh dunia. Angka kematian karena infeksi jamur khususnya mikosis sistemik dapat mencapai 40-100 persen lantaran sulitnya identifikasi dan penanganan yang terlambat.
"Kunci utamanya pada kewaspadaan dokter. Apabila ada pasien asma atau TBC diberikan obat tidak kunjung membaik, dikhawatirkan karena infeksi jamur. Harus segera diperiksa lebih lanjut," kata dia.
Baca juga: PDPI: Pengguna vape lebih berpotensi terkena penyakit paru
Baca juga: Indonesia masih kekurangan dokter paru
Baca juga: Dokter paru: Dampak rokok elektronik dan rokok biasa sama buruknya
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: