Freetown (ANTARA) - Parlemen Sierra Leone pada Kamis memberikan suara untuk memperberat vonis penjara kasus pemerkosaan, sebuah langkah yang merujuk pada deklarasi presiden awal tahun ini bahwa kekerasan seksual merupakan keadaan darurat nasional.
Undang-undang baru menetapkan vonis minimum 15 tahun untuk pemerkosaan, durasi yang sebelumnya menjadi hukuman maksimal kejahatan seks.
Baca juga: 400 jenazah ditemukan dari longsoran tanah di Sierra Leone
Hanya segelintir kasus kekerasan seksual yang berhasil diseret ke pengadilan di Sierra Leone, namun menurut pegiat yang menjadi permasalahan adalah meluasnya impunitas pelaku kejahatan seksual di banyak negara Afrika Barat.
"Memerangi pelanggaran seksual mengharuskan langkah hukuman yang tegas," kata Hindolo Moiwo Gevao, ketua komisi legislatif parlemen. "Kita perlu memberikan contoh yang kuat untuk mengekang masalah tersebut."
Baca juga: Sierra Leone jadikan penyembunyian korban Ebola sebagai kejahatan
Presiden Julius Maada Bio mendeklarasikan keadaan darurat nasional pada Februari setelah data Kepolisian menunjukkan kasus kekerasan berbasis gender dan seksual hampir dua kali lipat sepanjang tahun lalu. Sepertiga dari korban merupakan anak-anak.
Undang-undang baru juga akan menjamin perawatan medis gratis bagi korban pemerkosaan.
Baca juga: "Berlian Perdamaian" Sierra Leone dilelang, terjual 6,5 juta dolar Amerika Serikat
Sumber: Reuters
Sierra Leone perberat vonis kekerasan seksual
20 September 2019 14:24 WIB
Ilustrasi sejumlah warga negara asing termasuk warga Sierra Leone berada di ruang detensi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan di Jakarta, (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: