Kisah Ghazi 'deg-degan' bertemu Kadis Pendidikan DKI
19 September 2019 19:37 WIB
Ghazi dan Akram (tengah) yang berfoto nersama Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono (kedua dari kanan) serta Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Budaya Indonesia bidang Inovasi dan Daya Saing Ananta Kusuma Seta (kiri) dalam Asean Robotic Day 2019 di SMAN 28 Jakarta, Kamis (19/9/2019). (Antara/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Ghazi salah satu peserta Asean Robotic Day 2019 menceritakan pengalaman menariknya yang 'deg-degan' saat ingin menampilkan robot yang diikutsertakannya kepada Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono dan staff ahli dari Kemdikbud Indonesia Ananto Kusuma Seta di SMAN 28 Jakarta, Kamis.
"Aku tuh kak, deg-degan banget waktu mau coba robotnya. Itu aku udah gak mau maju, tapi aku beraniin aja. Alhamdulillah ga ngaco robotnya," ujar Ghazi sembari menutup mukanya tersipu malu menceritakan kisahnya kepada Antara.
Ghazi yang merupakan siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 7 Bandung itu mengaku baru pertama kali keluar dari kotanya untuk ikut berlomba robotik.
Ia tidak sendiri, ia ditemani teman satu timnya bernama Akram saat mempersiapkan robot yang telah dikoding untuk mengikuti lomba 'Maze Solving' kategori junior.
Baca juga: Bekraf dorong kurikulum koding ditanamkan sejak sekolah dasar
Lomba Maze Solving membutuhkan keterampilan peserta merancang koding agar robot dapat melewati lintasan berupa titik titik garis sesuai jalur yang sudah ditentukan.
Ketika Ratiyono dan Ananto memasuki ruangan perlombaan, Ghazi dan Akram masih sibuk melakukan koding pada Robotnya agar dapat berjalan sesuai jalur yang ditentukan.
Saat perwakilan SMAN 28 Jakarta menawarkan peserta unjuk kebolehan di depan Ratiyono dan Ananto dan boleh berfoto bersama kedua orang tersebut, Ghazi dengan semangat mengacungkan tangan meski Akram masih menuliskan koding untuk robot mereka yang bernama "Thunder- Storm in The Dark".
Meski sempat takut robotnya memberikan performa yang kurang baik, tapi Ghazi perlahan- lahan memberanikan diri menaruh robotnya di jalur yang disediakan.
Ketika robotnya berhasil melewati rintangan pertama dari jalur yang disediakan, seisi ruangan termasuk Ratiyono dan Ananto bertepuk tangan.
Alhasil setelah selebrasi kecil tersebut Ratiyono dan Ananto menepati janji mereka untuk berfoto bersama Ghazi dan Akram.
"Aku senang sekali bisa foto sama mereka, mau aku tunjukkan ke orang tuaku. Doakan aku menang ya kak," kata Ghazi tetap tersipu malu menutup pembicaraan.
Baca juga: Kemendikbud:Asean robotic cikal bakal masa depan penerus bangsa
Robotic Day merupakan acara kompetisi robotik rutin yang diselenggarakan oleh Robotik 28 yang merupakan kegiatan ekstrakulikuler SMAN 28 Jakarta yang mendalami bidang robotik.
Hal yang berbeda pada penyelenggaraan Robotic Day 2019 adalah bertambahnya peserta dari luar Indonesia yang perwakilan dari negara Asean mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Aku tuh kak, deg-degan banget waktu mau coba robotnya. Itu aku udah gak mau maju, tapi aku beraniin aja. Alhamdulillah ga ngaco robotnya," ujar Ghazi sembari menutup mukanya tersipu malu menceritakan kisahnya kepada Antara.
Ghazi yang merupakan siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 7 Bandung itu mengaku baru pertama kali keluar dari kotanya untuk ikut berlomba robotik.
Ia tidak sendiri, ia ditemani teman satu timnya bernama Akram saat mempersiapkan robot yang telah dikoding untuk mengikuti lomba 'Maze Solving' kategori junior.
Baca juga: Bekraf dorong kurikulum koding ditanamkan sejak sekolah dasar
Lomba Maze Solving membutuhkan keterampilan peserta merancang koding agar robot dapat melewati lintasan berupa titik titik garis sesuai jalur yang sudah ditentukan.
Ketika Ratiyono dan Ananto memasuki ruangan perlombaan, Ghazi dan Akram masih sibuk melakukan koding pada Robotnya agar dapat berjalan sesuai jalur yang ditentukan.
Saat perwakilan SMAN 28 Jakarta menawarkan peserta unjuk kebolehan di depan Ratiyono dan Ananto dan boleh berfoto bersama kedua orang tersebut, Ghazi dengan semangat mengacungkan tangan meski Akram masih menuliskan koding untuk robot mereka yang bernama "Thunder- Storm in The Dark".
Meski sempat takut robotnya memberikan performa yang kurang baik, tapi Ghazi perlahan- lahan memberanikan diri menaruh robotnya di jalur yang disediakan.
Ketika robotnya berhasil melewati rintangan pertama dari jalur yang disediakan, seisi ruangan termasuk Ratiyono dan Ananto bertepuk tangan.
Alhasil setelah selebrasi kecil tersebut Ratiyono dan Ananto menepati janji mereka untuk berfoto bersama Ghazi dan Akram.
"Aku senang sekali bisa foto sama mereka, mau aku tunjukkan ke orang tuaku. Doakan aku menang ya kak," kata Ghazi tetap tersipu malu menutup pembicaraan.
Baca juga: Kemendikbud:Asean robotic cikal bakal masa depan penerus bangsa
Robotic Day merupakan acara kompetisi robotik rutin yang diselenggarakan oleh Robotik 28 yang merupakan kegiatan ekstrakulikuler SMAN 28 Jakarta yang mendalami bidang robotik.
Hal yang berbeda pada penyelenggaraan Robotic Day 2019 adalah bertambahnya peserta dari luar Indonesia yang perwakilan dari negara Asean mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: