Ranai (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan sekolah satu atap yang terdiri dari jenjang pendidikan SD dan SMP merupakan solusi pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

"Sekolah satu atap merupakan solusi pendidikan di daerah 3T.yang mana populasi siswanya sebetulnya tidak mencukupi, tapi kalau digabung sekolah induk terlalu jauh," ujar Muhadjir usai meresmikan SMPN 3 Satap Kampung Segeram, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis.

Selain itu, kondisi geografis juga turut mempengaruhi mengapa diperlukan sekolah satu atap atau satap. Mendikbud memberi contoh di Papua dan Papua Barat, sekolah satu atap juga menyediakan asrama karena rumah siswanya jauh dari sekolah. Kemudian kondisi geografis juga tidak memungkinkan untuk pulang pergi.

Baca juga: Mendikbud resmikan sekolah satu atap di daerah terpencil

Namun untuk di Kampung Segeram, tidak ada asrama karena berdekatan dengan rumah warga. Sekolah atap di Segeram itu terdiri dari SD 010 Kampung Segeram dan SMPN 3 Kampung Segeram.


"Kalau siswanya masih banyak yang jauh seperti di Papua dan Papua Barat, kami bikinkan asrama. Akan tetapi tidak seluruh siswa, hanya siswa yg jauh dari sekolah saja," kata dia.

Sedangkan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), Mendikbud menyarankan siswa di daerah 3T mengambil pendidikan kesetaraan atau paket C.

"Tapi tidak menutup kemungkinan sekolah satu atap hingga ke jenjang SMA," kata dia lagi.

Baca juga: Mendikbud apresiasi laboratorium komputer di daerah terpencil Natuna

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menambahkan digitalisasi sekolah juga dilakukan di sekolah satu atap. Meski di wilayah itu belum dialiri listrik PLN.

Pihak Kemendikbud menyediakan genset, peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), laptop, perangkat komputer, dan juga konten melalui platform Rumah Belajar. Dengan demikian, dia berharap bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.

Baca juga: Mendikbud luncurkan digitalisasi sekolah di Natuna.
Baca juga: Mendikbud harap digitalisasi sekolah bisa atasi kesenjangan pendidikan