Sekolah satu atap sangat membantu masyarakat Natuna
19 September 2019 17:23 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy melihat penandatangan prasasti oleh Bupati Natuna Hamid Rizal di SMPN 3 Satap Kampung Segeram, Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (19/9/2019). (FOTO ANTARA/Indriani)
Natuna, Kepri (ANTARA) - Masyarakat yang berada di Kampung Segeram, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengaku terbantu dengan keberadaan sekolah satu atap yang diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Kamis.
"Dengan adanya sekolah satu atap ini, kami tak perlu lagi menyekolahkan anak ke pulau lain," kata seorang tokoh masyarakat Kampung Segeram, Muhammad Sidik, usai peresmian sekolah satu atap.
Ia menjelaskan bahwa di kampung tersebut hanya ada satu sekolah yakni SD. Untuk melanjutkan ke jenjang SMP, anak-anak kampung itu harus pindah ke pulau lain atau ke desa lain yang jaraknya cukup jauh.
"Kalau ke Desa Kelarik itu sekitar dua jam dengan sepeda motor, tapi kalau ke Pulau Sedanau itu perlu waktu satu jam naik pompong (kapal kayu bermotor)," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, juga membuat sebagian penduduk tersebut pindah ke pulau lain yang ada sekolah lanjutannya.
Muhammad Sidik sendiri mengaku hampir pindah ke pulau lain untuk mengikuti anaknya sekolah.
"Tapi tidak jadi, karena anak menumpang di rumah saudara."
Ia menambahkan SMPN 3 Satap Kampung Segeram terdiri atas SD dan SMP. Sekolah itu merupakan sekolah satu-satunya di kampung itu.
Di desa itu juga belum dialiri oleh listrik PLN, dan hanya mengandalkan lampu tenaga surya saat malam hari. Akses jalan ke wilayah itu, juga masih mengalami kerusakan. Akses internet juga belum tesambung.
"Kami minta pada pemerintah untuk memperhatikan kami," pinta dia.
Kepala Sekolah SMPN 3 Satap Kampung Segeram, Supriatno, mengatakan jumlah siswa di sekolah itu sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa SD dan delapan siswa SMP.
"Dengan adanya SMP di sini, siswa tidak perlu lagi sekolah ke pulau lain. Cukup di sini saja," kata Supriatno.
Untuk jumlah guru, katanya, cukup untuk mengajar SMP dan SMA.
Ke depan, Supriatno berharap pemerintah membantu mengaliri listrik PLN di kampung seta jaringan internet tersambung untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Baca juga: Mendikbud resmikan sekolah satu atap di daerah terpencil
Baca juga: Penetapan kawasan Geopark di Natuna disambut baik Pemprov Kepri
Baca juga: Mendikbud luncurkan digitalisasi sekolah di Natuna
"Dengan adanya sekolah satu atap ini, kami tak perlu lagi menyekolahkan anak ke pulau lain," kata seorang tokoh masyarakat Kampung Segeram, Muhammad Sidik, usai peresmian sekolah satu atap.
Ia menjelaskan bahwa di kampung tersebut hanya ada satu sekolah yakni SD. Untuk melanjutkan ke jenjang SMP, anak-anak kampung itu harus pindah ke pulau lain atau ke desa lain yang jaraknya cukup jauh.
"Kalau ke Desa Kelarik itu sekitar dua jam dengan sepeda motor, tapi kalau ke Pulau Sedanau itu perlu waktu satu jam naik pompong (kapal kayu bermotor)," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, juga membuat sebagian penduduk tersebut pindah ke pulau lain yang ada sekolah lanjutannya.
Muhammad Sidik sendiri mengaku hampir pindah ke pulau lain untuk mengikuti anaknya sekolah.
"Tapi tidak jadi, karena anak menumpang di rumah saudara."
Ia menambahkan SMPN 3 Satap Kampung Segeram terdiri atas SD dan SMP. Sekolah itu merupakan sekolah satu-satunya di kampung itu.
Di desa itu juga belum dialiri oleh listrik PLN, dan hanya mengandalkan lampu tenaga surya saat malam hari. Akses jalan ke wilayah itu, juga masih mengalami kerusakan. Akses internet juga belum tesambung.
"Kami minta pada pemerintah untuk memperhatikan kami," pinta dia.
Kepala Sekolah SMPN 3 Satap Kampung Segeram, Supriatno, mengatakan jumlah siswa di sekolah itu sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa SD dan delapan siswa SMP.
"Dengan adanya SMP di sini, siswa tidak perlu lagi sekolah ke pulau lain. Cukup di sini saja," kata Supriatno.
Untuk jumlah guru, katanya, cukup untuk mengajar SMP dan SMA.
Ke depan, Supriatno berharap pemerintah membantu mengaliri listrik PLN di kampung seta jaringan internet tersambung untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Baca juga: Mendikbud resmikan sekolah satu atap di daerah terpencil
Baca juga: Penetapan kawasan Geopark di Natuna disambut baik Pemprov Kepri
Baca juga: Mendikbud luncurkan digitalisasi sekolah di Natuna
Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: