Tokyo (ANTARA) - Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) pada Kamis memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgarnya tidak berubah, meskipun sejumlah bank sentral global memangkas suku bunga untuk mendukung ekonomi mereka di tengah ketidakpastian tentang stabilitas dan pertumbuhan global.

Pada akhir pertemuan penetapan kebijakan dua hari bank sentral, Dewan Kebijakan BOJ memilih untuk tidak mengubah suku bunga jangka pendek pada minus 0,1 persen dan mempertahankan suku bunga jangka panjang mendekati nol. Dewan bank sentral pada akhir pertemuan juga memilih untuk tidak mengubah program pembelian aset besar-besaran.

"Adalah perlu untuk memperhatikan lebih dekat kemungkinan bahwa momentum menuju pencapaian target stabilitas harga akan hilang, karena perlambatan ekonomi di luar negeri terus diamati, dan risiko penurunannya tampaknya meningkat," kata Dewan BOJ dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis.

Baca juga: Bank sentral Jepang siap tingkatkan stimulus antisipasi target inflasi

Keputusan BOJ untuk mempertahankan kebijakan pelonggarannya datang menyusul Federal Reserve AS memangkas suku bunganya untuk kedua kalinya tahun ini pada Rabu (18/9), dengan ekonom memperkirakan pemotongan ketiga mungkin pada akhir tahun, untuk mendukung ekonomi terbesar di dunia itu.

Bank Sentral Eropa (ECB), sementara itu, juga menurunkan suku bunganya untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun pekan lalu untuk membantu meningkatkan ekonomi zona euro, dengan ECB juga mengatakan pembelian obligasi pemerintah akan diimplementasikan kembali.

Baca juga: Abe gambarkan target inflasi BOJ sebagai sarana memacu pertumbuhan