Puluhan manuskrip kuno dipamerkan di Perpustakaan Kota Malang
19 September 2019 15:24 WIB
Lulut Edi Santoso, menunjukkan beberapa koleksi manuskrip kuno yang dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (19/9/2019). (ANTARA/Vicki Febrianto)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Puluhan manuskrip kuno yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Jawa Timur, dalam upaya untuk memperkenalkan nilai sejarah khususnya kepada generasi muda.
Pemilik manuskrip kuno Lulut Edi Santoso mengatakan bahwa, dari koleksi manuskrip kuno yang dipamerkan, terdapat naskah yang diterbitkan kurang lebih pada tahun 1700-an dan menggunakan kertas polos yang terbuat dari kulit kayu.
"Koleksi yang paling tua, diperkirakan berasal dari tahun 1700-an, berbahan dari kertas polos kulit kayu," kata Lulut di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Baca juga: UNY kerja sama pengkajian manuskrip Keraton Yogyakarta
Lulut menjelaskan, dalam mengumpulkan manuskrip kuno yang berusia hingga ratusan tahun tersebut, memang kerap kali tidak diketahui siapa penulis dan kapan manuskrip tersebut diterbitkan.
Lulut memiliki kurang lebih 20 koleksi manuskrip kuno yang telah dikumpulkannya selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir. Pada koleksinya, terdapat Quran yang ditulis di atas kertas berbahan kulit kayu atau yang biasa disebut daluwang.
"Saya memiliki Quran yang ditulis dengan huruf Arab, dan disampingnya ada tulisan Jawa," ujar Lulut.
Ada kurang lebih sepuluh manuskrip yang dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang tersebut. Beberapa diantaranya adalah Babad Demak yang menceritakan kisah raja-raja Jawa dan ditulis dengan huruf Arab.
Dalam manuskrip tersebut, menceritakan Prabu Brawijaya V yang memerintahkan abdinya untuk memanggil putranya yakni Sultan Demak atau Raden Fatah untuk mengunjungi ayahnya.
Baca juga: Naskah kuno Indonesia diabadikan dalam seri prangko terbaru
Namun, Raden Fatah menolak mengunjungi dan berbakti kepada ayahnya, Prabu Brawijaya V, sebelum sang ayah memeluk agama Islam. Cerita dalam manuskrip tersebut diakhiri peperangan antara Mataram melawan Demak.
"Babad Demak ini ditulis dengan huruf Arab, namun berbahasa Jawa. Koleksi saya peroleh dari berbagai daerah, mulai dari Malang, Yogyakarta, hingga Mataram," ujar Lulut.
Selain Babad Demak, koleksi lain manuskrip kuno milik Lulut antara lain adalah Quran, Jenggala, dan Kerajaan Pandalu. Selain itu juga terdapat primbon yang ditulis dengan aksara Jawa, dan bahasa Belanda.
Dari total sebanyak 20 koleksi manuskrip yang dimiliki Lulut, tidak semuanya dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang. Ia hanya menunjukkan kurang lebih sepuluh koleksi yang berada dalam kondisi baik.
Sementara sisanya, berada di rumahnya yang juga Perpustakaan Sejarah dan Budaya, Puspa Lulut, dikarenakan kondisinya rapuh.
Baca juga: Keraton Yogyakarta siapkan perpustakaan digital khusus naskah kuno
Pemilik manuskrip kuno Lulut Edi Santoso mengatakan bahwa, dari koleksi manuskrip kuno yang dipamerkan, terdapat naskah yang diterbitkan kurang lebih pada tahun 1700-an dan menggunakan kertas polos yang terbuat dari kulit kayu.
"Koleksi yang paling tua, diperkirakan berasal dari tahun 1700-an, berbahan dari kertas polos kulit kayu," kata Lulut di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Baca juga: UNY kerja sama pengkajian manuskrip Keraton Yogyakarta
Lulut menjelaskan, dalam mengumpulkan manuskrip kuno yang berusia hingga ratusan tahun tersebut, memang kerap kali tidak diketahui siapa penulis dan kapan manuskrip tersebut diterbitkan.
Lulut memiliki kurang lebih 20 koleksi manuskrip kuno yang telah dikumpulkannya selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir. Pada koleksinya, terdapat Quran yang ditulis di atas kertas berbahan kulit kayu atau yang biasa disebut daluwang.
"Saya memiliki Quran yang ditulis dengan huruf Arab, dan disampingnya ada tulisan Jawa," ujar Lulut.
Ada kurang lebih sepuluh manuskrip yang dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang tersebut. Beberapa diantaranya adalah Babad Demak yang menceritakan kisah raja-raja Jawa dan ditulis dengan huruf Arab.
Dalam manuskrip tersebut, menceritakan Prabu Brawijaya V yang memerintahkan abdinya untuk memanggil putranya yakni Sultan Demak atau Raden Fatah untuk mengunjungi ayahnya.
Baca juga: Naskah kuno Indonesia diabadikan dalam seri prangko terbaru
Namun, Raden Fatah menolak mengunjungi dan berbakti kepada ayahnya, Prabu Brawijaya V, sebelum sang ayah memeluk agama Islam. Cerita dalam manuskrip tersebut diakhiri peperangan antara Mataram melawan Demak.
"Babad Demak ini ditulis dengan huruf Arab, namun berbahasa Jawa. Koleksi saya peroleh dari berbagai daerah, mulai dari Malang, Yogyakarta, hingga Mataram," ujar Lulut.
Selain Babad Demak, koleksi lain manuskrip kuno milik Lulut antara lain adalah Quran, Jenggala, dan Kerajaan Pandalu. Selain itu juga terdapat primbon yang ditulis dengan aksara Jawa, dan bahasa Belanda.
Dari total sebanyak 20 koleksi manuskrip yang dimiliki Lulut, tidak semuanya dipamerkan di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang. Ia hanya menunjukkan kurang lebih sepuluh koleksi yang berada dalam kondisi baik.
Sementara sisanya, berada di rumahnya yang juga Perpustakaan Sejarah dan Budaya, Puspa Lulut, dikarenakan kondisinya rapuh.
Baca juga: Keraton Yogyakarta siapkan perpustakaan digital khusus naskah kuno
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: