Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Besar menggelar rekonstruksi tawuran delapan anggota geng motor Jakarta-Tangerang "All Star," yang berakhir pembacokan yang menewaskan Muhammad Anjay (23).

"Kami lakukan rekontsruksi untuk memperjelas peran masing-masing para pelaku tawuran, ada 18 adegan yang diperagakan," kata Kepala Bagian Operasi Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, Inspektur Polisi Satu Yudi Adiansyah, Rabu

Delapan pelaku yang dihadirkan yakni MM (18), RS (21), FH (20), RH (22), SAA (19), BDO (18), RZZ (18), SP (20). Sedangkan enam pelaku lain tak dihadirkan lantaran masih berada di bawah umur.

Adegan rekonstruksi dimulai dari ketika tersangka RS memancing kelompok korban melalui media sosial untuk tawuran. Kemudian, giliran tersangka lain dengan berboncengan sepeda motor berkeliling hingga akhirnya bertemu korban, yang saat itu sedang bersama rekannya.

Juga baca: Polres Jaksel ungkap jaringan narkoba terkait tawuran Manggarai

Juga baca: Tawuran Manggarai, 5 pelaku berstatus di bawah umur

Juga baca: Polisi usut kaitan peredaran narkoba dan tawuran Manggarai

Awalnya korban bersama rekannya sempat menyerang kelompok pelaku dengan golok. Namun, lantaran kalah jumlah, kelompok korban justru akhirnya terpojok dan diserang kelompok pelaku. Saat itulah, salah satu anggota geng motor yakni tersangka SP membacok bagian pinggang Anjay hingga tersungkur.

Ia mengatakan, seluruh adegan yang diperagakan sesuai dengan keterangan dari para pelaku dalam berita acara pemeriksaan. "Semuanya sesuai dengan pengakuan mereka dan berita acaranya," kata Adiansyah.

Sebelumnya, Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat dan Reskrim Polsek Kebon Jeruk menangkap 14 pelaku geng motor pada Agustus lalu, dimana lima pelaku di antara mereka terpaksa dilumpuhkan karena melawan petugas.

Para pelaku merupakan gabungan dari beberapa anggota geng motor yang tergabung dalam grup Jakarta-Tangerang "All Star." Ironisnya, enam dari 14 pelaku masih berstatus di bawah umur.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, geng motor ini kerap berkeliling kawasan Jakarta Barat untuk tawuran sebagai bentuk eksistensi mereka.

Adapun geng motor ini terlibat tawuran dengan kelompok korban di kawasan Kebon Jeruk. Korban sempat dilarikan ke Klinik 24 jam hingga kemudian dirujuk ke RS Pelni dan di sana dia menghembuskan nafas terakhirnya.