Dino: Indonesia, Korsel berbagi keistimewaan sebagai kekuatan menengah
18 September 2019 20:33 WIB
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyampaikan sambutan dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan FPCI bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu (18/9/2019). (ANTARA/Yashinta Difa)
Jakarta (ANTARA) - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyebut Indonesia dan Korea Selatan sama-sama merasakan keistimewaan sebagai kekuatan menengah, di tengah resesi geopolitik.
Di tengah ketegangan antara kekuatan-kekuatan besar, Dino berpendapat negara seperti Indonesia dan Korea Selatan justeru memiliki keleluasaan yang lebih besar untuk bermanuver dan menciptakan ruang baru baik secara regional maupun internasional.
“Keistimewaan sebagai kekuatan menengah adalah kita menjadi lebih gesit dan fleksibel,” kata Dino dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan FPCI bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Indonesia akan bantu redakan ketegangan perang dagang Jepang-Korsel
Selain itu, koneksi antara Indonesia dan Korea Selatan yang tergabung dalam beberapa organisasi internasional seperti APEC dan G20, juga semakin meningkatkan pengaruh kedua negara ini.
“Ada keterkaitan antara Indonesia dan Korea sebagai kekuatan menengah, yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai gagasan kerja sama,” tutur Dino.
Untuk memanfaatkan potensi ini, Dino menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan yang terkait kebijakan luar negeri bisa lebih berdiskusi dan lebih bertukar pemikiran dengan Korea Selatan.
Sebab selama ini, menurut dia, kerja sama antara kedua negara lebih berfokus pada bidang ekonomi dan hubungan antarmasyarakat.
“Saya pikir kita lebih banyak berdikusi dengan Australia, Singapura, atau AS, daripada yang kita lakukan dengan Korea Selatan,” ujar wakil menteri luar negeri RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Lebih lanjut Dino menjelaskan bahwa kemitraan strategis dengan Korea Selatan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia, mengingat pemerintah Negeri Ginseng itu sangat selektif dalam memilih mitra strategis.
“Dari sedikit negara yang dipilih Korea sebagai mitra strategis, Indonesia adalah salah satunya. Jadi Korea sangat serius tentang hubungannya dengan Indonesia,” kata Dino.
Baca juga: Indonesia-Korsel implementasikan kerja sama bidang kesehatan
Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki status kemitraan strategis khusus (special strategic partnership) dengan Korea Selatan.
Melalui kemitraan strategis khusus ini, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan, ekonomi, dan pertukaran masyarakat.
Baca juga: Menperin: Manufaktur Indonesia bertransformasi seperti Korsel
Pemerintah kedua negara juga telah sepakat mempererat kerja sama di tingkat regional dan global, dimana Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta dukungan Presiden RI Joko Widodo untuk mendukung Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy) yang digagasnya.
Kebijakan yang diumumkan pemerintah Korea Selatan tahun lalu ini bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut kepada AS, China, Jepang, dan Rusia yang selama ini menjadi fokus kebijakan luar negeri Korea Selatan---dengan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara serta India.
Di tengah ketegangan antara kekuatan-kekuatan besar, Dino berpendapat negara seperti Indonesia dan Korea Selatan justeru memiliki keleluasaan yang lebih besar untuk bermanuver dan menciptakan ruang baru baik secara regional maupun internasional.
“Keistimewaan sebagai kekuatan menengah adalah kita menjadi lebih gesit dan fleksibel,” kata Dino dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan FPCI bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Indonesia akan bantu redakan ketegangan perang dagang Jepang-Korsel
Selain itu, koneksi antara Indonesia dan Korea Selatan yang tergabung dalam beberapa organisasi internasional seperti APEC dan G20, juga semakin meningkatkan pengaruh kedua negara ini.
“Ada keterkaitan antara Indonesia dan Korea sebagai kekuatan menengah, yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai gagasan kerja sama,” tutur Dino.
Untuk memanfaatkan potensi ini, Dino menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan yang terkait kebijakan luar negeri bisa lebih berdiskusi dan lebih bertukar pemikiran dengan Korea Selatan.
Sebab selama ini, menurut dia, kerja sama antara kedua negara lebih berfokus pada bidang ekonomi dan hubungan antarmasyarakat.
“Saya pikir kita lebih banyak berdikusi dengan Australia, Singapura, atau AS, daripada yang kita lakukan dengan Korea Selatan,” ujar wakil menteri luar negeri RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Lebih lanjut Dino menjelaskan bahwa kemitraan strategis dengan Korea Selatan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia, mengingat pemerintah Negeri Ginseng itu sangat selektif dalam memilih mitra strategis.
“Dari sedikit negara yang dipilih Korea sebagai mitra strategis, Indonesia adalah salah satunya. Jadi Korea sangat serius tentang hubungannya dengan Indonesia,” kata Dino.
Baca juga: Indonesia-Korsel implementasikan kerja sama bidang kesehatan
Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki status kemitraan strategis khusus (special strategic partnership) dengan Korea Selatan.
Melalui kemitraan strategis khusus ini, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan, ekonomi, dan pertukaran masyarakat.
Baca juga: Menperin: Manufaktur Indonesia bertransformasi seperti Korsel
Pemerintah kedua negara juga telah sepakat mempererat kerja sama di tingkat regional dan global, dimana Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta dukungan Presiden RI Joko Widodo untuk mendukung Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy) yang digagasnya.
Kebijakan yang diumumkan pemerintah Korea Selatan tahun lalu ini bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut kepada AS, China, Jepang, dan Rusia yang selama ini menjadi fokus kebijakan luar negeri Korea Selatan---dengan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara serta India.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: