Pembentukkan "Holding" BUMN Farmasi tuntas Oktober 2019
18 September 2019 16:16 WIB
Direktur Utama PT Kimia Farma Persero Tbk Honesti Basyir ditunjuk untuk memimpin PT Bio Farma Persero di Jakarta, Rabu (18/9) (Indra Arief Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Proses pembentukan induk perusahaan BUMN farmasi yang dipimpin PT Bio Farma Persero akan selesai paling lambat pada Oktober 2019, kata Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro.
"Pembahasan sudah di Kementerian Keuangan. (Peraturan Pemerintah/PP) tinggal tandatangan Presiden (Joko Widodo). Harapannya September-Oktober ini jadi (holding)," kata Wahyu usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Kimia Farma Persero Tbk di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wujudkan stabilisasi pangan, holding BUMN harus segera direalisasikan
Baca juga: Holding Tambang dan Bank BUMN sepakati kerja sama pengelolaan valas
Induk usaha BUMN Farmasi akan menjadi kelompok usaha yang dipimpin Bio Farma dengan anggota PT Kimia Farma Persero Tbk, dan PT Indofarma Tbk.
Menurut Wahyu, ketiga korporasi itu akan memiliki segmen bisnis yang berbeda sehingga akan menunjang peningkatan layanan masyarakat.
Misalnya, Kimia Farma akan fokus di bisnis produksi dan pemasaran obat-obatan, Indofarma fokus pada produksi obat herbal dan penyedia alat kesehatan, serta Bio Farma akan fokus sebagai produsen vaksin.
Oleh karena persiapan menuju pembentukan induk usaha tersebut, Kementerian BUMN selaku pemegang mayoritas saham pada pekan ini mengangkat Direktur Utama PT Kimia Farma Persero Tbk Honesti Basyir menjadi Direktur Utama PT Bio Farma Persero.
Baca juga: Kementerian BUMN sebut holding hal biasa
Baca juga: Pembentukan holding BUMN Perumahan tunggu persetujuan Presiden
Direktur Keuangan Kimia Farma I.G.N. Suharta Wijaya juga diangkat menjadi Direktur Bio Farma menggantikan Pardiman.
Pada Maret 2019 lalu, sebagai upaya pembentukan kelompok usaha farmasi ini juga, Kimia Farma menuntaskan akuisisi saham PT Phapros Tbk dari yang semula dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias RNI dengan nilai Rp1,37 triliun atau 56,77 persen (476 juta lembar) saham Phapros.
Honesti mengatakan misi pertama dirinya sebagai Direktur Utama Bio Farma adalah menuntaskan proses pendirian induk usaha BUMN Farmasi.
Menurut dia, proses pendirian induk usaha tersebut telah tuntas 95 persen. Bio Farma kini tinggal menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo.
"Saya lebih fokus nanti untuk penataan 'induk usaha'. Prosesnya sudah dekat, tinggal persetujuan presiden, ya paling lambat Oktober," ujar Honesti.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan induk usaha BUMN Farmasi ini akan menguatkan industri farmasi dari hulu ke hilir. Bukan saja segi produksi perusahaan, namun juga kualitas SDM dan daya saing.
"Kami menunggu dari pemerintah saja untuk terbitnya PP," katanya.
Baca juga: Kimia Farma yakin dongkrak "market share" dengan bergabung di holding
"Pembahasan sudah di Kementerian Keuangan. (Peraturan Pemerintah/PP) tinggal tandatangan Presiden (Joko Widodo). Harapannya September-Oktober ini jadi (holding)," kata Wahyu usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Kimia Farma Persero Tbk di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wujudkan stabilisasi pangan, holding BUMN harus segera direalisasikan
Baca juga: Holding Tambang dan Bank BUMN sepakati kerja sama pengelolaan valas
Induk usaha BUMN Farmasi akan menjadi kelompok usaha yang dipimpin Bio Farma dengan anggota PT Kimia Farma Persero Tbk, dan PT Indofarma Tbk.
Menurut Wahyu, ketiga korporasi itu akan memiliki segmen bisnis yang berbeda sehingga akan menunjang peningkatan layanan masyarakat.
Misalnya, Kimia Farma akan fokus di bisnis produksi dan pemasaran obat-obatan, Indofarma fokus pada produksi obat herbal dan penyedia alat kesehatan, serta Bio Farma akan fokus sebagai produsen vaksin.
Oleh karena persiapan menuju pembentukan induk usaha tersebut, Kementerian BUMN selaku pemegang mayoritas saham pada pekan ini mengangkat Direktur Utama PT Kimia Farma Persero Tbk Honesti Basyir menjadi Direktur Utama PT Bio Farma Persero.
Baca juga: Kementerian BUMN sebut holding hal biasa
Baca juga: Pembentukan holding BUMN Perumahan tunggu persetujuan Presiden
Direktur Keuangan Kimia Farma I.G.N. Suharta Wijaya juga diangkat menjadi Direktur Bio Farma menggantikan Pardiman.
Pada Maret 2019 lalu, sebagai upaya pembentukan kelompok usaha farmasi ini juga, Kimia Farma menuntaskan akuisisi saham PT Phapros Tbk dari yang semula dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias RNI dengan nilai Rp1,37 triliun atau 56,77 persen (476 juta lembar) saham Phapros.
Honesti mengatakan misi pertama dirinya sebagai Direktur Utama Bio Farma adalah menuntaskan proses pendirian induk usaha BUMN Farmasi.
Menurut dia, proses pendirian induk usaha tersebut telah tuntas 95 persen. Bio Farma kini tinggal menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo.
"Saya lebih fokus nanti untuk penataan 'induk usaha'. Prosesnya sudah dekat, tinggal persetujuan presiden, ya paling lambat Oktober," ujar Honesti.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan induk usaha BUMN Farmasi ini akan menguatkan industri farmasi dari hulu ke hilir. Bukan saja segi produksi perusahaan, namun juga kualitas SDM dan daya saing.
"Kami menunggu dari pemerintah saja untuk terbitnya PP," katanya.
Baca juga: Kimia Farma yakin dongkrak "market share" dengan bergabung di holding
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: