Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan implementasi perdana Industri 4.0 kepada 10 perusahaan manufaktur nasional untuk memacu daya saing global dan mendukung kesiapan transformasi ke era digital.

Perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan di Indonesia.

“Mereka mewakili lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan sesuai roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara lewat keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.

Kesepuluh perusahaan itu adalah PT Belindo International Carpet, PT Biggy Cemerlang, PT Paragon Technology and Innovation, PT Dharma Precision Tools, PT Sanken, Nutrifood, PT Niramas Utama, PT Globalindo, Suzuki Indomobil, serta PT Sunindo Adipersada.

Pada peta jalan disebutkan lima sektor manufaktur yang bakal menjadi andalan dalam penerapan Industri 4.0 di Indonesia, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronika.

“Kelima sektor ini dinilai sebagai penyumbang besar hingga 60 persen terhadap PDB, nilai ekspor, dan penyerapan tenaga kerja,” ungkap Kepala BPPI.

Ngakan menjelaskan guna mendukung pendampingan transformasi Industri 4.0 tersebut, pihaknya juga sudah memberikan bimbingan teknis kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenperin, agar mereka menjadi tim pendamping bersama para tenaga ahli.

“Saat ini sebanyak 100 ASN yang sudah kami siapkan untuk menjadi tenaga pendamping,” ungkapnya.

Sebelumnya Kemenperin meluncurkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dalam rangkaian acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 pada April 2019 lalu. INDI 4.0 merupakan perangkat untuk mengukur kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0.

Sebagai tindak lanjut, Kemenperin melakukan penilaian INDI 4.0 terhadap 326 perusahaan industri.

Assessment itu memberikan positioning industri di Indonesia terhadap kesiapan dalam bertransformasi menuju Industri 4.0, sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan dan program yang tepat dalam melakukan transformasi Industri 4.0,” papar Ngakan.

Guna mengkampanyekan Making Indonesia 4.0 serta memperlihatkan capaian implementasi Industri 4.0 di Indonesia sebagai hasil dari penilaian INDI 4.0 dan pendampingan yang telah dilakukan, Kemenperin menggelar Roadshow INDI 4.0 perdananya di Surabaya, yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 17-18 September 2019.

“Surabaya jadi kota pertama untuk roadshow dan nantinya terus berlanjut di beberapa kota lain. Tujuannya, kami ingin menunjukan ke publik tentang kemampuan sektor industri di Indonesia dalam menerapkan Industri 4.0. Acara ini juga sebagai ajang pertemuan di antara para stakeholder,” terangnya.

Baca juga: Menperin usulkan pembebasan PPN importasi biji kakao

Baca juga: Kemenperin sebut hilirisasi kakao jadi prioritas pengembangan