Jayapura (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Papua-Papua Barat mengklaim belum mendapat laporan terkait jumlah beras yang dibawa oleh pesawat twin otter rute Timika-Ilaga yang dikabarkan hilang kontak pada Rabu (18/9).
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Papua-Papua Barat Khozin di Jayapura, Rabu, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan terkait dengan kargo pesawat twin otter tersebut.
"Saya masih mencari info apakah pesawat memang membawa beras Bulog," tambahnya.
Baca juga: Flash..Pesawat Twin Otter hilang kontak dalam penerbangan Timika-Ilaga
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang dikumpulkan di lapangan, pada pukul 10.36 WIT pesawat twin otter dengan kode penerbangan PLCDC take off dari Bandara Moses Kilangin Timika ke Bandara Ilaga dengan perkiraan waktu tiba (sesuai laporan dari penerbang) pukul 11.09 WIT.
Pesawat meninggalkan frekuensi unit pemanduan LLP Timika pada pukul 10.54 WIT pada posisi 26nm dan ketinggian 13.000ft, untuk selanjutnya melakukan prosedur tiba pada frekuensi 122.9 MHz.
Pada pukul 11.35 WIT, personel UPNP Illaga melakukan konfirmasi ke Timika, apakah pesawat PKCDC RTB tujuan Timika sudah mengontak karena belum mendarat di Bandara Ilaga.
Unit pemanduan LLP di Timika melakukan koordinasi dengan operator penerbangan dan beberapa penerbangan pada rute Timika-Ilaga namun tidak mendapat informasi keberadaan pesawat.
Baca juga: Pesawat Twin Otter milik PT Carperdiem tujuan Ilaga hilang kontak
Pada pukul 11.40 WIT diterbitkan ALERFA, selanjutnya dilakukan koordinasi dengan kantor SAR Timika.
Upaya mencari informasi keberadaan pesawat masih belum berhasil sampai dengan pukul 12.10 WIT dan diterbitkan ALERFA.
Jumlah bahan bakar pesawat dua jam 30 menit dan diperkirakan akan habis pada pukul 13.06 WIT, dimana hingga kini informasi keberadaan pesawat masih terus dilakukan.
Di mana diinformasikan pesawat twin otter tersebut membawa kargo berupa beras bulog.
Bulog belum dapat laporan jumlah beras yang dibawa pesawat hilang
18 September 2019 13:29 WIB
Peta Papua. (ANTARA News/Google Maps/)
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: