Pemprov Jabar dorong percepatan pembangunan tol Cisumdawu
17 September 2019 22:06 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat (Jabar) yang berlangsung Selasa (17/9/2019) di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung. Agenda rapat salah satunya mengumumkan usulan calon pimpinan definitif DPRD Jabar 2019-2024. (Dok Humas Pemprov Jabar)
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan, Pemprov Jabar bersama pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR RI mendorong percepatan pembangunan tol Cisumdawu guna meningkatkan aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Kab Majalengka.
Menurut dia, tol Cisumdawu menjadi kunci untuk meningkatkan aktivitas BIJB Kertajati. Progres pembangunan tol Cisumdawu itu, kata dia, sudah mencapai sekira 50 persen sampai saat ini.
Baca juga: Menengok kemajuan pembangunan Tol Cisumdawu
Baca juga: Tol Cisumdawu ditargetkan rampung 2020, dukung akses Bandara Kertajati
Baca juga: Menhub sebut tol ke BIJB Kertajati selesai satu tahun
Baca juga: Kementerian PUPR berharap pembangunan Tol Cisumdawu tuntas pada 2020
Baca juga: KSP usul jalan tol sodetan dari Tol Cisumdawu ke Pelabuhan Patimban
“Saya sudah sampaikan dinamika Kertajati itu hanya satu, yaitu jalan tolnya. Jadi, selama jalan tol belum ada, kita mencoba memaksimalkan. Kita tentunya (akan) cari cara jangka pendek sebelum tol rampung,” kata Emil di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa.
“Kita dorong bersama Kementerian PUPR yang sudah mempercepat (pembangunan tol Cisumdawu). Mohon doanya. Selesainya jalan tol, saya yakin dari sini (Bandung) ke sana (BIJB Kertajati, Majalengka) yang biasanya tiga jam bisa hanya 45 menit.”
“Kuncinya hanya satu, yaitu jalan tol. Jalan tol yang belum selesai membuat warga memilih pilihan-pilihan yang mungkin lebih nyaman bagi mereka. Jadi, apapun pertanyaan Kertajati jawabannya itu,” imbuh Emil.
Emil juga mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan pelayanan di BIJB Kertajati, meski ada beberapa keterbatasan.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang membuat aktivitas BIJB Kertajati belum maksimal. Salah satunya adalah kondisi penerbangan nasional yang tengah menurun.
“Kami dari pemerintah selalu berupaya memaksimalkan dengan keterbatasan yang ada. Kami tidak tinggal diam,” katanya.
“Tapi faktor ini – namanya hubungan dagang antara konsumen dan pelayanan, tentu keputusan ada dikonsumennya. Konsumen akan memilih mana yang mudah, mana yang nyaman,” kata dia.
Menurut dia, tol Cisumdawu menjadi kunci untuk meningkatkan aktivitas BIJB Kertajati. Progres pembangunan tol Cisumdawu itu, kata dia, sudah mencapai sekira 50 persen sampai saat ini.
Baca juga: Menengok kemajuan pembangunan Tol Cisumdawu
Baca juga: Tol Cisumdawu ditargetkan rampung 2020, dukung akses Bandara Kertajati
Baca juga: Menhub sebut tol ke BIJB Kertajati selesai satu tahun
Baca juga: Kementerian PUPR berharap pembangunan Tol Cisumdawu tuntas pada 2020
Baca juga: KSP usul jalan tol sodetan dari Tol Cisumdawu ke Pelabuhan Patimban
“Saya sudah sampaikan dinamika Kertajati itu hanya satu, yaitu jalan tolnya. Jadi, selama jalan tol belum ada, kita mencoba memaksimalkan. Kita tentunya (akan) cari cara jangka pendek sebelum tol rampung,” kata Emil di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa.
“Kita dorong bersama Kementerian PUPR yang sudah mempercepat (pembangunan tol Cisumdawu). Mohon doanya. Selesainya jalan tol, saya yakin dari sini (Bandung) ke sana (BIJB Kertajati, Majalengka) yang biasanya tiga jam bisa hanya 45 menit.”
“Kuncinya hanya satu, yaitu jalan tol. Jalan tol yang belum selesai membuat warga memilih pilihan-pilihan yang mungkin lebih nyaman bagi mereka. Jadi, apapun pertanyaan Kertajati jawabannya itu,” imbuh Emil.
Emil juga mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan pelayanan di BIJB Kertajati, meski ada beberapa keterbatasan.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang membuat aktivitas BIJB Kertajati belum maksimal. Salah satunya adalah kondisi penerbangan nasional yang tengah menurun.
“Kami dari pemerintah selalu berupaya memaksimalkan dengan keterbatasan yang ada. Kami tidak tinggal diam,” katanya.
“Tapi faktor ini – namanya hubungan dagang antara konsumen dan pelayanan, tentu keputusan ada dikonsumennya. Konsumen akan memilih mana yang mudah, mana yang nyaman,” kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: