China Open 2019, Gregoria akui masih banyak kekurangan
17 September 2019 17:42 WIB
Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung terhenti di babak pertama turnamen Victor China Open 2019 usai ditaklukkan pemain Amerika Serikat (AS) Beiwen Zhang dengan skor 21-14, 19-21,16-21 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzou, China, Selasa (17/9) (Tim Humas PBSI)
Jakarta (ANTARA) - Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengaku masih memiliki banyak kekurangan saat tampil di babak pertama turnamen Victor China Open 2019 yang diselenggarakan di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzou, China.
Dalam laga perdana yang berlangsung pada Selasa (17/9), Gregoria ditaklukkan oleh pemain asal Amerika Serikat (AS) Beiwen Zhang dalam tiga gim berdurasi 41 menit dengan skor 21-14, 19-21,16-21.
“Evaluasi untuk saya banyak sekali. Di gim kedua, memang saya sendiri kurang stabil untuk jaga poin dan jaga pola permainan yang menguntungkan buat saya. Jadi, lawan bisa mengejar dan menyamakan skor saya,” kata Gregoria melalui laman resmi PBSI, Selasa.
Pada gim ketiga, menurut dia, ada peluang untuk memenangkan pertandingan tersebut, bahkan skornya juga sempat unggul dari Zhang. Sayangnya, secara perlahan namun pasti, Zhang mampu menyusul perolehan skornya.
“Waktu terjadi reli itu, saya pun masih merasa kurang berani menyerang. Sebaliknya, dia (Zhang) bisa bermain lebih tenang dan bisa mengontrol pergerakan saya. Makanya poin saya terkejar terus,” ujar Gregoria.
Secara keseluruhan, pemain berusia 20 tahun itu mengaku sampai dengan saat ini masih belum bisa memegang kendali permainan di lapangan. Selain itu, dia pun mengaku masih harus meningkatkan performanya, terutama dari segi kecepatan.
“Kedepannya, saya harus bisa mengendalikan keadaan di lapangan, bermain lebih tenang, lebih fokus dan seimbang dengan kecepatan. Tapi yang paling penting, ketenangan dan fokus itu harus ditingkatkan karena masih sering hilang dan kadang malah jadi berasa tegang sendiri,” ungkap Gregoria.
Sebelumnya, Gregoria dan Zhang sudah pernah bertemu satu kali di lapangan, yakni pada turnamen Victor China Open 2018 lalu. Saat itu, Gregoria berhasil mengalahkan Zhang dalam dua gim dengan perolehan 23-21, 22-20.
Baca juga: Rinov/Pitha ke babak dua China Open 2019
Baca juga: Susy Susanti dorong semua pemain tampil maksimal di China Open 2019
Dalam laga perdana yang berlangsung pada Selasa (17/9), Gregoria ditaklukkan oleh pemain asal Amerika Serikat (AS) Beiwen Zhang dalam tiga gim berdurasi 41 menit dengan skor 21-14, 19-21,16-21.
“Evaluasi untuk saya banyak sekali. Di gim kedua, memang saya sendiri kurang stabil untuk jaga poin dan jaga pola permainan yang menguntungkan buat saya. Jadi, lawan bisa mengejar dan menyamakan skor saya,” kata Gregoria melalui laman resmi PBSI, Selasa.
Pada gim ketiga, menurut dia, ada peluang untuk memenangkan pertandingan tersebut, bahkan skornya juga sempat unggul dari Zhang. Sayangnya, secara perlahan namun pasti, Zhang mampu menyusul perolehan skornya.
“Waktu terjadi reli itu, saya pun masih merasa kurang berani menyerang. Sebaliknya, dia (Zhang) bisa bermain lebih tenang dan bisa mengontrol pergerakan saya. Makanya poin saya terkejar terus,” ujar Gregoria.
Secara keseluruhan, pemain berusia 20 tahun itu mengaku sampai dengan saat ini masih belum bisa memegang kendali permainan di lapangan. Selain itu, dia pun mengaku masih harus meningkatkan performanya, terutama dari segi kecepatan.
“Kedepannya, saya harus bisa mengendalikan keadaan di lapangan, bermain lebih tenang, lebih fokus dan seimbang dengan kecepatan. Tapi yang paling penting, ketenangan dan fokus itu harus ditingkatkan karena masih sering hilang dan kadang malah jadi berasa tegang sendiri,” ungkap Gregoria.
Sebelumnya, Gregoria dan Zhang sudah pernah bertemu satu kali di lapangan, yakni pada turnamen Victor China Open 2018 lalu. Saat itu, Gregoria berhasil mengalahkan Zhang dalam dua gim dengan perolehan 23-21, 22-20.
Baca juga: Rinov/Pitha ke babak dua China Open 2019
Baca juga: Susy Susanti dorong semua pemain tampil maksimal di China Open 2019
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: