Jakarta (ANTARA) - Bos Juventus Andrea Agnelli mengklaim klubnya telah diperas pendukung fanatiknya, ultras, setelah mereka diduga mengancam menyanyikan lagu-lagu rasis jika tidak diberi tiket gratis.

Dua belas pemimpin kelompok-kelompok ultras Juve ditangkap Selasa kemarin karena dugaan persekongkolan kriminal, pemerasan, pencucian uang dan kekerasan.

Bianconeri bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menyelidiki kasus ini dan Agnelli mengakui klubnya telah ditekan oleh fans fanatiknya sendiri.

Baca juga: Klasemen Liga Italia: Inter duduki puncak, Juventus tergusur

"Juve telah dipaksa untuk memenuhi permintaan ultras, karena khawatir pada kemungkinan dampak negatif seperti nyanyian rasis dan perilaku lain yang bisa menyebabkan denda, larangan atau penutupan curva," kata Agnelli di Turin.

Curva adalah salah satu bagian tribun penonton. Penangkapan itu dilakukan menyusul banner bertuliskan "Curva Sud (Curva Selatan) telah mati" yang dibentangkan oleh kelompok ultra ‘Drughi’.

‘Drughi’ disebut oleh deputi jaksa Patrizia Caputo sebagai organisasi bergaya militer yang anggota-anggotanya punya "gaya hidup kekerasan".

Baca juga: Bologna menangi drama tujuh gol di kandang Brescia