Bupati Batanghari tinjau Karhutla di Tahura
17 September 2019 15:07 WIB
Bupati Batanghari H. Syahirsah, Sy meninjau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin di Senami. ANTARA/HO/Ist/pri
Jambi (ANTARA) - Bupati Batanghari Syahirsah meninjau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifudin di Desa Senami.
"Saya sudah perintahkan tidak boleh lagi ada pembakaran, bukan himbauan lagi, melainkan peringatan yang kita berikan. Tidak boleh ada pembakaran," kata Bupati Batanghari Syahirsah, di Batanghari,Jambi, Selasa.
Syahirsah turun langsung ke kawasan Tahura karena prihatin, karena Tahura tersebut merupakan salah satu kawasan observasi. Namun, aktifitas perambahan hingga pembakaran lahan terjadi di kawasan Tahura tersebut.
Selain itu, Syahirsah turut memberikan motivasi kepada Tim Satgas Karhutla yang berjibaku melakukan pemadaman terhadap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah itu.
"Di sini mereka berkerja dengan segala keterbatasan, jika air habis, maka mereka mengambil lagi. Mereka sudah sigap, seperti yang di lihat risiko yang mereka hadapi sangat besar, banyak kayu lapuk yang terbakar oleh api, jika salah-salah dapat beresiko fatal bahkan dapat menyebabkan kematian," kata Syahirsah.
Baca juga: Kesehatan tim satgas karhutla Batanghari di cek secara berkala
Baca juga: Asap makin pekat, Batanghari Jambi tambah libur sekolah
Hingga saat ini sekitar 300 hektar lebih kawasan tahura telah terbakar. Sementara, kebakaran lahan di kawasan tersebut masih terus terjadi. Api sulit dipadamkan karena petugas tidak mampu menjangkau kebakaran lahan yang terjadi di tengah-tengah hutan belukar dalam kawasan tahura. Karena mempertimbangkan keselamatan petugas dalam melakukan pemadaman.
"Jika dipaksakan petugas bisa sampai ke dalam hutan belukar, namun dengan mempertimbangkan keselamatan dan keterbatasan alat, hal itu tidak dapat dilakukan," kata Ketua Tim Brigdalkar Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Sandy.
Meski telah di bantu pemadaman dengan water bombing, namun api masih menyala karena air tidak mematikan api hingga ke dasar tanah.
Melihat prakiraan cuaca dari BMKG yang memperkirakan hingga satu bulan tidak terjadi turun hujan, pemerintah daerah itu berencana kan kembali melaksanakan sholat istisqa untuk meminta turun hujan.*
"Dengan keadaan ini, pemerintah akan kembali melaksanakan Shalat Istisqo, kalau sesuai dengan ramalan BMKG waktu kemarau ini masih ada sebulan lagi, inikan sangat lama," kata Syahirsah.*
Baca juga: 70 hektare kawasan Tahura di Jambi terbakar
Baca juga: BNPB sambangi rumah Asmara yang gugur saat padamkan karhutla
"Saya sudah perintahkan tidak boleh lagi ada pembakaran, bukan himbauan lagi, melainkan peringatan yang kita berikan. Tidak boleh ada pembakaran," kata Bupati Batanghari Syahirsah, di Batanghari,Jambi, Selasa.
Syahirsah turun langsung ke kawasan Tahura karena prihatin, karena Tahura tersebut merupakan salah satu kawasan observasi. Namun, aktifitas perambahan hingga pembakaran lahan terjadi di kawasan Tahura tersebut.
Selain itu, Syahirsah turut memberikan motivasi kepada Tim Satgas Karhutla yang berjibaku melakukan pemadaman terhadap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah itu.
"Di sini mereka berkerja dengan segala keterbatasan, jika air habis, maka mereka mengambil lagi. Mereka sudah sigap, seperti yang di lihat risiko yang mereka hadapi sangat besar, banyak kayu lapuk yang terbakar oleh api, jika salah-salah dapat beresiko fatal bahkan dapat menyebabkan kematian," kata Syahirsah.
Baca juga: Kesehatan tim satgas karhutla Batanghari di cek secara berkala
Baca juga: Asap makin pekat, Batanghari Jambi tambah libur sekolah
Hingga saat ini sekitar 300 hektar lebih kawasan tahura telah terbakar. Sementara, kebakaran lahan di kawasan tersebut masih terus terjadi. Api sulit dipadamkan karena petugas tidak mampu menjangkau kebakaran lahan yang terjadi di tengah-tengah hutan belukar dalam kawasan tahura. Karena mempertimbangkan keselamatan petugas dalam melakukan pemadaman.
"Jika dipaksakan petugas bisa sampai ke dalam hutan belukar, namun dengan mempertimbangkan keselamatan dan keterbatasan alat, hal itu tidak dapat dilakukan," kata Ketua Tim Brigdalkar Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Sandy.
Meski telah di bantu pemadaman dengan water bombing, namun api masih menyala karena air tidak mematikan api hingga ke dasar tanah.
Melihat prakiraan cuaca dari BMKG yang memperkirakan hingga satu bulan tidak terjadi turun hujan, pemerintah daerah itu berencana kan kembali melaksanakan sholat istisqa untuk meminta turun hujan.*
"Dengan keadaan ini, pemerintah akan kembali melaksanakan Shalat Istisqo, kalau sesuai dengan ramalan BMKG waktu kemarau ini masih ada sebulan lagi, inikan sangat lama," kata Syahirsah.*
Baca juga: 70 hektare kawasan Tahura di Jambi terbakar
Baca juga: BNPB sambangi rumah Asmara yang gugur saat padamkan karhutla
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: