Kupang (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira) Fary Djemy Francis mengajak kadernya untuk mengembalikan citra Gerindra sebagai partai nasionalis.

"Selama Pemilu 2019, Partai Gerindra di-framing dan dituduh sebagai partai konservatif dan hendak mendirikan sistem khilafah. Tudingan itu tidak benar, " katanya di Kupang, Selasa.

Fary yang juga Ketua Fraksi Gerindra MPR RI itu menambahkan bahwa tikungan yang tak benar itu mempunyai efek yang tidak main-main pada Partai Gerinda.

Meski kursi di DPR bertambah, kata Fary, kursi calon anggota legislatif (caleg) Partai Gerindra di daerah-daerah, terutama caleg beragama Kristen, seperti di NTT, Sulut, Bali, dan Sumut, menjadi berkurang.

Baca juga: Situng KPU: PDIP-Golkar-Gerindra sementara tiga besar

Disadari atau tidak, lanjut dia, isu politik identitas, seperti yang dituduhkan kepada Partai Gerindra, menjadi salah satu penyebab kekalahan partai ini pada Pemilu 2019.

Ia berharap Partai Gerindra mengevaluasi dan me-counter semua tudingan yang tidak benar itu kepada masyarakat.

Padahal, kata Fary, Partai Gerindra adalah partai nasional yang berideologi Pancasila dan berkarakter nasionalis.

"Setidaknya karakter nasional itu tercermin dari keluarga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang nasionalis dan pluralis," ujarnya.

Begitu pula, jati diri Partai Gerindra. Fary menyebut Partai Gerindra memiliki banyak sayap partai yang mengakomodasi masing-masing keyakinan.

Baca juga: Gekira nilai kampanye Prabowo-Sandi representasikan Pancasila

Ia menyebutkan ada Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira) untuk kalangan muslim, ada Gekira untuk kalangan Kristen dan Katolik, ada Gemasadana untuk kalangan Hindu dan Buddha.

"Bahkan, Partai Gerindra memiliki juga sayap partai Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir) yang mengayomi eksistensi kalangan Tionghoa," tambah pengiat sepak bola itu.

Oleh karena itu, sebagai sayap partai dan Ketua Umum Gekira, dia mengajak semua kadernya untuk mengembalikan citra Partai Gerindra sebagai partai nasionalis.

"Kami harus buktikan kepada masyarakat bahwa Partai Gerindra akan melindungi dan mengayomi semua kalangan. Kader-kader Gekira harus menjadi juru bicara dan public relation bagi Partai Gerindra," katanya.