Fasayel, Lembah Jordan (ANTARA) - Saat pertemuan mingguannya Pemerintah Palestina, Senin (16/9), di Desa Fasayel, Lembah Jordan, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh menegaskan Lembah Jordan dan Laut Mati Utara adalah bagian dan bingkisan geografi rakyat Palestina.

Jadi, katanya, pencaplokan kedua wilayah tersebut ke dalam Israel batal dan tidak sah.

Ketika berbicara pada awal pertemuan, kabinet memutuskan untuk mengadakan sidang di Lembah Jordan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah umumkan bahwa ia bermaksud mencaploknya setelah ia menang dalam pemilihan umum. Sehari setelah pemerintah Israel juga mengadakan pertemuan mingguan di Lembah Jordan, Shtayyeh mengatakan pertemuan di Fasayel itu dan Lembah Jordan bertujuan menegaskan identitas Palestinanya.

Baca juga: Presiden Palestina tolak PM Israel ingin awasi Lembah Jordan

"Pemerintah mengadakan pertemuan hari ini di Lembah Jordan bukan untuk mengutuk atau mencela, tapi untuk hadir di kalangan rakyat kita guna memperkuat keuletan mereka dalam masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan ternak, pembangunan tangki air dan perbaikan kolam Roma, yang akan mengairi lebih dari 3.500 dunum wilayah Fasayel," katanya.

"Daerah semua lembah Palestina ialah 1.622 kilometer persegi dan merupakan 28 persen daerah Tepi Barat Sungai Jordan," kata Shtayyeh, sebagaimana dikutip Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. "Pembicaraan mengenai pencaplokan Lembah Jordan batal. Palestina ada di sini sebelum pemukim (Yahudi) dan pemukim berada di sini secara tidak sah. Pembicaraan mengenai pencaplokan Lembah Jordan batal dan tidak sah dan dikutuk oleh semua pihak. Itu dimaksudkan untuk meraih suara dalam pemilihan umum."

Baca juga: PM: Palestina akan secara bertahap melepaskan diri dari Israel

Perdana Menteri Palestina tersebut mengatakan pemerintahnya akan memperkarakan Israel di pengadilan internasional karena mengeksploitasi tanah Palestina di Lembah Jordan, dan menjelaskan bahwa Israel telah menanam modal di Lembah Jordan dan telah menanam lebih dari satu juta pohon palem di tanah Palestina sejak pendudukannya pada 1967 sampai sekarang.

"Kami akan melanjutkan perjuangan ini melawan pendudukan di lapangan dan di berbagai forum internasional," katanya.

"Lembah Jordan adalah bagian utama lahan Palestina," katanya. "Itu adalah bagian dari negara Palestina yang sebangun dan menyatu. Pemerintah akan mengambil keputusan yang mendukung keteguhan rakyat kita di sini."

Baca juga: Israel sahkan RUU untuk caplok sebagian lembah Jordan

Sumber: WAFA