Teheran (ANTARA) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Ahad malam (15/9) menggambarkan kehadiran AS di Suriah sebagai tidak sah dan perbuatan campur-tangan.

Presiden Iran tersebut menyatakan Amerika Serikat menyalahkan petempur Yaman atau orang di negara lain tapi tidak mengakui bahwa campur-tangannya di wilayah itu telah menimbulkan masalah.

Rouhani mengeluarkan pernyataan itu sebelum menghadiri pertemuan puncak tiga-pihak Iran-Rusia-Turki, kata Kantor Berita Iran, IRNA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ia menambahkan pertemuan puncak itu akan menjadi pertemuan kelima oleh ketiga negara mengenai masalah Suriah karena kepentingannya bagi keamanan regional.

Rakyat Suriah menghadapi tantangan yang sangat besar melawan pelaku teror dan pendukung mereka selama sembilan tahun, kata Rouhani.

"Untungnya, Pembicaraan Astana telah menjadi konstruktif selama dua-setengah tahun terakhir," kata Presiden Iran tersebut. Ia menambahkan sebagian besar rakyat Suriah hidup di bawah bendera dan Pemerintah Suriah.

Saat merujuk kepada pelaku teror yang masih berada di Idlib, Suriah, Presiden Iran itu menekankan pentingnya upaya untuk memerangi pelaku teror.

Ia menyatakan bahwa ketiga negara prihatin dengan campur tangan Zionis dan penyerbuan ke Suriah serta serangannya terhadap prasarana dan warga Suriah.

Sumber; IRNA
Baca juga: Iran tetap ogah bicara dengan AS
Baca juga: Rusia tuding AS sebabkan krisis kemanusiaan di kamp pengungsian Suriah
Baca juga: Turki bahas ofensif Suriah dengan Rusia dan Amerika Serikat
Baca juga: Presiden Iran berada di Turki untuk bicarakan Suriah, masalah regional