Blitar (ANTARA) - Manajemen Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menanggapi soal dugaan kebocoran limbah perusahaan setelah adanya keluhan warga diunggah dalam postingan yang beredar lewat media sosial facebook.

"Dengan isu yang ada ini kan bahasanya bahwa kami buang limbah ke sungai. Akan tetapi sebenarnya tidak sesuai dengan riil yang ada. Bahwa limbah di RMI kami lakukan pengolahan dan bukan lakukan pembiaran," kata Deputi Proyek Manajer PT RMI Blitar Putut Hendaruji kepada wartawan di Blitar, Senin.

Ia mengatakan, perusahaan terus melakukan pemeriksaan dengan melakukan tes semua mesin dengan material yang ada. Di dalam pabrik, terdapat ratusan mesin yang terpasang serta pipa yang juga jumlahnya mencapai ratusan.

"Kami evaluasi. Tujuannya target penyempurnaan. Harapan kami ke depan pengolahan limbah optimal. Mungkin persepsi masyarakat yang beda. Ada jalur air hujan atau membersihkan jalan, ada debu dan lain-lain itu dianggap limbah. Kalau limbah sudah ada jalurnya ke pengolahan ipal," kata dia.

Pihaknya juga sudah komunikasi dengan Kampus UB Malang yang berencana melakukan riset guna memberikan gambaran yang lebih jelas tentang lingkungan. Hasil dari riset itu juga bisa sebagai bekal perusahaan untuk perbaikan pengelolaan mesin di pabrik.

Pabrik Gula PT RMI Kabupaten Blitar, merupakan salah satu pabrik gula baru, bertempat di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Blitar. Perusahaan itu mulai melakukan giling perdana tebu sejak 22 Agustus 2019.

Di giling tersebut, perusahaan mengolah tebu rata-rata di pekan pertama mencapai 4.000 TCD. Angka itu masih akan terus naik 10.000-20.000 TCD.

Dalam usaha ini, total investasi yang dikeluarkan oleh PG RMI Blitar mencapai Rp3,42 triliun. Perusahaan tersebut ingin berkontribusi untuk nasional, mengingat Kementerian Pertanian juga terus mendorong minat investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi gula guna mencapai target swasembada gula.

Kementerian Pertanian menargetkan pada 2020 akan terbangun sembilan pabrik gula baru yang tersebar di Jawa dan luar Pulau Jawa serta kawasan timur Indonesia dalam rangka percepatan swasembada gula nasional tersebut.

Saat ini, terdapat tiga pabrik gula baru yang sudah mulai beroperasi, salah satunya PG RMI di Blitar. Dari pabrik gula yang baru itu, kapasitas produksinya rata-rata 6.000-10.000 TCD dengan tingkat rendemen di atas 8 persen. Rata-rata, dari tiga pabrik gula baru itu bisa menghasilkan 3.000 ton gula per hari.

Sebelumnya beredar di media sosial foto yang menunjukkan keluarnya cairan berwarna hitam dari saluran pembuangan.

Foto itu diunggah pemilik akun jejaring sosial facebook Pramony Yelz di grup ajang sapa sedulur ICB.

Dalam postingannya, ia menulis sungai jika dikirimi limbah pabrik ikannya menjadi mati. Dituliskan juga, lokasinya di Rejoso, Binangun.

Dirinya juga menulis tentang rasa penyesalan bahwa sungai di daerahnya tidak lagi bersih. Namun, tidak dijelaskan saluran itu apakah dari pabrik gula PT RMI atau pabrik lainnya.

Baca juga: Warga keluhkan limbah PG Madukismo
Baca juga: Sungai Ciliwung makin hitam dan berbau saat kemarau
Baca juga: Pencemar Sungai Cileungsi Bogor diultimatum ditutup