Wasior, Teluk Wondama (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Teluk Wondama, Papua Barat, minta Pemkab mengevaluasi program subsidi layanan penerbangan dari dan menuju daerah tersebut.
Pemkab Teluk Wondama selama ini menjalin kerja sama dengan maskapai Susi Air untuk melayani penerbangan Manokwari-Wasior pulang pergi. Melalui kerja sama tersebut, daerah mengalokasikan anggaran per tahun sebagai subsidi penerbangan.
Anggota DPRD Teluk Wondama, Apolos Korwam di Wasior, Senin, mengutarakan, pemerintah daerah selama ini mengucurkan angaran miliaran rupiah per tahun. Ia berharap, program subsidi itu tepat sasaran untuk mendukung pembangunan di daerah ini.
Ia memperhatikan, selama ini hanya kalangan tertentu saja yang rutin menggunakan jasa transportasi udara itu. Di sisi lain layanan yang diberikan manajemen Susi Air butuh peningkatan.
“Mohon dijelaskan sebenarnya tiket subsidi yang berlaku di Susi Air apakah hanya berlaku untuk pejabat daerah dan pengusaha saja. Lalu apakah tidak berlaku bagi masyarakat biasa. Dana yang kita alokasikan cukup besar untuk subsidi, maka harus benar-benar bermanfaat," ujarnya.
Bupati Bernadus Imburi dalam materi jawaban bupati yang dibacakan Wakil Bupati Paulus Indubri pada sidang paripurna beberapa waktu menjelaskan, subsidi kepada Susi Air sesungguhnya diperuntukkan bagi semua kalangan masyarakat Teluk Wondama.
Namun demikian, Pemkab mengakui dalam prakteknya sering terjadi keluhan masyarakat terkait pelayanan. Karena itu ke depan hal itu akan menjadi perhatian Pemda.
Pemkab Wondama sejak 2017 mengalokasikan Rp 2 miliar dari APBD untuk subsidi Susi Air. Kerja sama itu mengharuskan Susi Air melayani rute Manokwari-Wasior dua kali dalam sepekan dengan harga tiket yang lebih murah dari tarif normal.
Baca juga: Pemkab Wondama bangun 16 homestay di Pulau Roon
Baca juga: Pemkab Wondama kurangi belanja aparatur seperti perjalanan dinas mulai 2020
DPRD minta Pemkab Wondama evaluasi subsidi layanan penerbangan
16 September 2019 20:10 WIB
Pesawat Susi Air saat parkir di Bandara Wasior belum lama ini. (Antara/istimewa)
Pewarta: Toyiban
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: