Bandung (ANTARA News) - Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) menyerukan penyidik agar tak bersikap berlebihan dalam mengungkap kasus pembalakan liar (illegal logging) di Ciamis, menyusul Operasi Wana Lestari Lodaya 2008 yang digelar Polda Jabar dalam sepekan terakhir ini., Anggota Komnas HAM, Joni Nelson Simanjuntak kepada wartawan, di Bandung, Minggu, mengatakan pihaknya minta agar polisi tidak bertindak berlebihan dalam mengamankan atau menghentikan pembalakan liar di Ciamis. Menurut Nelson, yang dimaksud tidak berlebihan adalah sejak pasukan Brimob diturunkan sejumlah warga di Ciamis mengaku resah dan takut untuk ke luar rumah karena mereka khawatir dituduh sebagai pembalak liar. Keresahan dan ketakutan masyarakat itu dipicu tindakan aparat yang secara semena-mena menuduh warga terlibat pembalakan liar jika di sekitar rumahnya ditemukan kayu gelondongan atau gergajian, jelas Nelson. Dikatakannya, akibat aksi polisi tersebut sejumlah masyarakat di Cigugur, Ciamis, terutama yang berdekatan dengan kawasan hutan, kini terpaksa pindah atau mengungsi ke kerabatnya yang jauh dari tempat tinggalnya karena takut disangka sebagai pembalak. "Karena polisi telah bertidak semena-mena dengan menuduh pembalak kepada warga yang di rumahnya ada kayu maka sejumlah warga kini memilih pindah," katanya. Nelson mengaku, Komnas HAM mengetahui hal tersebut karena ada beberapa perwakilan warga yang mengadu ke Komnas HAM terkait dengan perilaku polisi di Ciamis yang dianggap semena-mena menuduh warga terlibat aksi pembalakan liar tanpa surat penggeledahan atau surat penangkapan. Mengenai adanya laporan itu Nelson menilai, Polda Jabar terlalu cepat menyimpulkan ikhwal pelaku pembalakan liar yang terjadi di Ciamis. Mestinya, menurut Nelson, polisi terlebih dahulu melakukan penyelidikan apakah benar telah terjadi pembalakan liar. "Harusnya polisi tidak segampang itu menyimpulkan telah terjadi pembalakan liar dan menuduh organisasi Serikat Petani Pasundan (SPP) yang mendalanginya. Banyak masyarakat yang tergabung di SPP karena merasa petani bukan sebagai pembalak," tandas Nelson. Usai bertemu wartawan, Nelson bersama sejumlah anggota Komnas HAM lainnya langsung menuju Ciamis guna meninjau situasi masyarakat di sana. Keberangkatannya ke Ciamis selain mengecek kebenaran laporan yang disampaikan masyarakat Ciamis ke Komnas HAM, juga sekaligus juga untuk mencari sejumlah fakta terkait pembalakan liar yang terjadi. (*)