Kadin: Inovasi kunci pengusaha muda kembangkan bisnis di era teknologi
16 September 2019 17:06 WIB
Ketua umum kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani (kedua kanan) dalam dialog ekonomi dan bisnis yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Senin (16/9/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani menilai bahwa pada era teknologi, keberanian dan inovasi menjadi salah satu kunci bagi pengusaha muda untuk mengembangkan bisnis lebih cepat.
"Untuk bisa berkembang harus bisa berinovasi dan berani untuk ekspansi. Era teknologi saat ini membuat akses pasar, pendanaan, dan marketing bisa lebih cepat dan lebih baik. Itu peluang bagi pengusaha muda saat ini," ujarnya dalam dialog ekonomi dan bisnis yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengusaha yang dapat beradaptasi dan berinovasi dengan cepat di era teknologi tidak akan mudah tergerus bahkan dapat menumbuhkan bisnis-bisnis baru. Oleh karena itu, pengusaha mau tidak mau harus mempersiapkan diri dan beradaptasi menyambut revolusi industri 4.0.
"Pengusaha yang bisa beradaptasi dengan cepat akan terus bisa berkembang," ucapnya.
Ia mencontohkan, pada awalnya masyarakat mengenal kodak sebagai alat mengambil gambar atau foto. Selain itu, pasar "handphone" sempat dikuasai oleh merek Nokia, kemudian BlackBerry. Akhirnya sejumlah perusahaan-perusahan itu pun meredup.
"Tidak ada yang bisa membayangkan perusahaan-perusahaan besar itu akhirnya tidak ada, karena apa? Karena mereka tidak bisa beradaptasi dengan cepat," katanya.
Di tempat sama, Ketua umum BPP Hipmi periode 2008-2011 Erwin Aksa menambahkan setiap tahapan dalam revolusi industri akan membawa dampak dan konsekuensi terhadap perusahaan-perusahaan yang sudah ada.
"Dari revolusi industri pertama, yakni 1.0 yang ditandai sampai dengan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat yang kemudian menimbulkan disrupsi," katanya.
Di era itu, lanjut dia, pengusaha dituntut jeli melihat dan menangkap peluang usaha yang muncul seiring berkembangnya teknologi informasi di era revolusi industri 4.0.
"Kita tidak bisa menghindari disrupsi yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu kita harus siap dengan konsep dan inovasi yang bisa membawa kita bertahan di era disrupsi," katanya.
Baca juga: Luhut ajak Kadin AS kerja sama tingkatkan ekspor RI
Baca juga: HIPMI: Visi teknologi Habibie menginspirasi kalangan pengusaha muda
"Untuk bisa berkembang harus bisa berinovasi dan berani untuk ekspansi. Era teknologi saat ini membuat akses pasar, pendanaan, dan marketing bisa lebih cepat dan lebih baik. Itu peluang bagi pengusaha muda saat ini," ujarnya dalam dialog ekonomi dan bisnis yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengusaha yang dapat beradaptasi dan berinovasi dengan cepat di era teknologi tidak akan mudah tergerus bahkan dapat menumbuhkan bisnis-bisnis baru. Oleh karena itu, pengusaha mau tidak mau harus mempersiapkan diri dan beradaptasi menyambut revolusi industri 4.0.
"Pengusaha yang bisa beradaptasi dengan cepat akan terus bisa berkembang," ucapnya.
Ia mencontohkan, pada awalnya masyarakat mengenal kodak sebagai alat mengambil gambar atau foto. Selain itu, pasar "handphone" sempat dikuasai oleh merek Nokia, kemudian BlackBerry. Akhirnya sejumlah perusahaan-perusahan itu pun meredup.
"Tidak ada yang bisa membayangkan perusahaan-perusahaan besar itu akhirnya tidak ada, karena apa? Karena mereka tidak bisa beradaptasi dengan cepat," katanya.
Di tempat sama, Ketua umum BPP Hipmi periode 2008-2011 Erwin Aksa menambahkan setiap tahapan dalam revolusi industri akan membawa dampak dan konsekuensi terhadap perusahaan-perusahaan yang sudah ada.
"Dari revolusi industri pertama, yakni 1.0 yang ditandai sampai dengan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat yang kemudian menimbulkan disrupsi," katanya.
Di era itu, lanjut dia, pengusaha dituntut jeli melihat dan menangkap peluang usaha yang muncul seiring berkembangnya teknologi informasi di era revolusi industri 4.0.
"Kita tidak bisa menghindari disrupsi yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu kita harus siap dengan konsep dan inovasi yang bisa membawa kita bertahan di era disrupsi," katanya.
Baca juga: Luhut ajak Kadin AS kerja sama tingkatkan ekspor RI
Baca juga: HIPMI: Visi teknologi Habibie menginspirasi kalangan pengusaha muda
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: