Pemkab Kotawaringin Timur segera pasok air bersih ke lokasi kekeringan
16 September 2019 16:20 WIB
Mobil tangki air bersih milik PDAM Tirta Mentaya Sampit terpaksa ikut dikerahkan memadamkan kebakaran lahan yang sudah mendekati permukiman warga di Jalan Tjilik Riwut Sampit, Rabu (11/9/2019) lalu. (ANTARA/Norjani)
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berjanji segera memasok air bersih ke sejumlah kecamatan yang terjadi kesulitan air bersih akibat kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan saat ini.
"Dengan adanya tambahan armada, kita bisa membaginya untuk penanggulangan masalah air bersih ini. Secepatnya kita distribusikan ke desa-desa yang membutuhkan," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Senin.
Beberapa pekan terakhir, kebakaran lahan di Kotawaringin Timur, khususnya di seputaran Kota Sampit makin marak terjadi. Bahkan kebakaran terjadi di banyak titik dan mendekati permukiman warga.
Kondisi itu membuat pemerintah daerah mengerahkan armada yang bisa dioptimalkan, termasuk mobil tangki air minum milik PDAM setempat untuk membantu memadamkan api agar kebakaran lahan tidak membakar rumah warga.
Akibatnya, rencana pendistribusian air bersih untuk warga yang membutuhkan, khususnya di kawasan selatan, menjadi tertunda.
Halikinnor yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur meminta masyarakat memaklumi kondisi darurat ini.
Hasil rapat dadakan dipimpin Bupati H Supian Hadi pada Minggu (16/9) memutuskan, status siaga kebakaran hutan dan lahan serta asap, ditingkatkan menjadi status darurat karena kondisi yang semakin parah.
Pemerintah daerah memerintahkan seluruh satuan organisasi perangkat daerah yang jumlahnya lebih dari 50 instansi untuk menyiapkan masing-masing satu unit mobil dilengkapi tandon air besar beserta personelnya untuk membantu memadamkan kebakaran lahan.
Perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit juga diminta mengirimkan bantuan berupa mobil tangki dan personelnya untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
"Dengan banyaknya armada ini, sekarang kita bisa membagi untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, serta sebagian dikerahkan untuk memasok air bersih ke desa-desa yang membutuhkan," kata Halikinnor.
Saat ini kesulitan air bersih terjadi di kawasan selatan atau pesisir yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Sumur dan danau yang selama ini menjadi sumber air bersih kini kering, sementara Sungai Mentaya menjadi keruh dan berasa asin akibat intrusi air laut.
"Kami sudah secara resmi meminta bantuan air bersih itu untuk masyarakat kami, tapi memang kondisi di kabupaten juga seperti ini. Makanya dengan ditambahnya armada ini, kami berharap air bersih bisa segera didistribusikan kepada masyarakat kami karena sudah sangat mendesak," demikian Camat Teluk Sampit Juliansyah.
Baca juga: Warga Kota Sampit kekurangan air bersih
Baca juga: Bantuan air bersih terus digulirkan ke GunungkidulBaca juga: Sumur kering, warga Pulau Penyengat kesulitan air bersih
"Dengan adanya tambahan armada, kita bisa membaginya untuk penanggulangan masalah air bersih ini. Secepatnya kita distribusikan ke desa-desa yang membutuhkan," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Senin.
Beberapa pekan terakhir, kebakaran lahan di Kotawaringin Timur, khususnya di seputaran Kota Sampit makin marak terjadi. Bahkan kebakaran terjadi di banyak titik dan mendekati permukiman warga.
Kondisi itu membuat pemerintah daerah mengerahkan armada yang bisa dioptimalkan, termasuk mobil tangki air minum milik PDAM setempat untuk membantu memadamkan api agar kebakaran lahan tidak membakar rumah warga.
Akibatnya, rencana pendistribusian air bersih untuk warga yang membutuhkan, khususnya di kawasan selatan, menjadi tertunda.
Halikinnor yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur meminta masyarakat memaklumi kondisi darurat ini.
Hasil rapat dadakan dipimpin Bupati H Supian Hadi pada Minggu (16/9) memutuskan, status siaga kebakaran hutan dan lahan serta asap, ditingkatkan menjadi status darurat karena kondisi yang semakin parah.
Pemerintah daerah memerintahkan seluruh satuan organisasi perangkat daerah yang jumlahnya lebih dari 50 instansi untuk menyiapkan masing-masing satu unit mobil dilengkapi tandon air besar beserta personelnya untuk membantu memadamkan kebakaran lahan.
Perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit juga diminta mengirimkan bantuan berupa mobil tangki dan personelnya untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
"Dengan banyaknya armada ini, sekarang kita bisa membagi untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, serta sebagian dikerahkan untuk memasok air bersih ke desa-desa yang membutuhkan," kata Halikinnor.
Saat ini kesulitan air bersih terjadi di kawasan selatan atau pesisir yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Sumur dan danau yang selama ini menjadi sumber air bersih kini kering, sementara Sungai Mentaya menjadi keruh dan berasa asin akibat intrusi air laut.
"Kami sudah secara resmi meminta bantuan air bersih itu untuk masyarakat kami, tapi memang kondisi di kabupaten juga seperti ini. Makanya dengan ditambahnya armada ini, kami berharap air bersih bisa segera didistribusikan kepada masyarakat kami karena sudah sangat mendesak," demikian Camat Teluk Sampit Juliansyah.
Baca juga: Warga Kota Sampit kekurangan air bersih
Baca juga: Bantuan air bersih terus digulirkan ke GunungkidulBaca juga: Sumur kering, warga Pulau Penyengat kesulitan air bersih
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: