Dinkes Batam bagikan 17 ribu masker
16 September 2019 15:22 WIB
ILUSTRASI: Membagikan masker gratis kepada salah seorang pengendara yang melintas di jalan. ANTARA/Erik Ifansya Akbar.
Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Batam Kepulauan Riau membagikan 17.000 masker kepada warga setempat agar terhindar dari paparan kabut asap yang membahayakan kesehatan.
"Kami sudah dua kali membagikan masker, totalnya sudah 17.000 masker," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Senin.
Masker dibagikan di pusat keramaian oleh petugas puskesmas terdekat, antara lain Pelabuhan Domestik Sekupang, Simpang 4 STC Sei Harapan, Simpang Madani, Jembatan 1 Barelang dan Pelabuhan Telaga Punggur.
Kepala Dinas menyarankan masyarakat tidak ke luar rumah bila tidak ada sesuatu yang penting, agar terhindar dari paparan debu asap.
Ia menjelaskan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada mata, selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.
Baca juga: BMKG pantau 11 titik api di Kepri
Paparan kabut asap juga bisa menyebabkan reaksi alergi, peradangan, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga pneumonia atau radang paru.
"Kabut asap bisa menyebabkan kita sulit bernafas, batuk, merusak paru-paru," kata dia.
Menurut dia, meskipun kabut asap di Batam bertambah pekat, namun belum ada peningkatan kasus ISPA yang signifikan.
"Laporan sementara yang masuk belum ada peningkatan kasus. Pasokan obat cukup," kata dia.
Hingga saat ini, ia menilai tidak perlu didirikan posko kesehatan khusus untuk menangani ancaman penyakit akibat kabut asap.
"Kita sudah banyak puskesmas dan pustu. Bagi yang butuh bantuan bisa langsung ke puskesmas dan pustu terdekat," kata dia.
Baca juga: Kepulauan Riau masuk daerah rawan Karhutla
"Kami sudah dua kali membagikan masker, totalnya sudah 17.000 masker," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Senin.
Masker dibagikan di pusat keramaian oleh petugas puskesmas terdekat, antara lain Pelabuhan Domestik Sekupang, Simpang 4 STC Sei Harapan, Simpang Madani, Jembatan 1 Barelang dan Pelabuhan Telaga Punggur.
Kepala Dinas menyarankan masyarakat tidak ke luar rumah bila tidak ada sesuatu yang penting, agar terhindar dari paparan debu asap.
Ia menjelaskan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada mata, selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.
Baca juga: BMKG pantau 11 titik api di Kepri
Paparan kabut asap juga bisa menyebabkan reaksi alergi, peradangan, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga pneumonia atau radang paru.
"Kabut asap bisa menyebabkan kita sulit bernafas, batuk, merusak paru-paru," kata dia.
Menurut dia, meskipun kabut asap di Batam bertambah pekat, namun belum ada peningkatan kasus ISPA yang signifikan.
"Laporan sementara yang masuk belum ada peningkatan kasus. Pasokan obat cukup," kata dia.
Hingga saat ini, ia menilai tidak perlu didirikan posko kesehatan khusus untuk menangani ancaman penyakit akibat kabut asap.
"Kita sudah banyak puskesmas dan pustu. Bagi yang butuh bantuan bisa langsung ke puskesmas dan pustu terdekat," kata dia.
Baca juga: Kepulauan Riau masuk daerah rawan Karhutla
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: