LinkAja Syariah targetkan satu juta pengguna pada 2020
16 September 2019 14:34 WIB
Group Head Sales Channel dan Sharia Unit LinkAja Widjayanto Djaenudi saat ditemui di Graha CIMB, Jakarta, Senin (16/9/2019). (ANTARA/AstridFaildatulHabibah)
Jakarta (ANTARA) - Group Head Sales Channel dan Unit LinkAja Syariah Widjayanto Djaenudin mengatakan bahwa pihaknya menargetkan satu juta pengguna LinkAja yang akan bermigrasi ke layanan LinkAja Syariah sampai akhir 2020.
Widjayanto menuturkan hal tersebut merupakan kesepakatan bersama oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang selama ini berperan sebagai pengelola sistem pembayaran kanal daring LinkAja.
“Kami targetkan satu juta pengguna yang convert dari LinkAja ke LinkAja Syariah,” katanya saat ditemui di Graha CIMB Jakarta, Senin.
Baca juga: KNKS segera luncurkan pembayaran digital syariah lewat LinkAja
Baca juga: BTN cari perusahaan cangkang modal ventura untuk suntik LinkAja
Menurut dia, penetapan target tersebut berdasarkan jumlah total 30 juta pengguna aktif LinkAja saat ini dan adanya kemungkinan untuk semakin meningkatnya masyarakat yang berminat pada sektor syariah.
Selain dari pengguna aktif LinkAja, adanya pasar yang besar seperti sebanyak 26.000 pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri, 25 juta nasabah perbankan syariah, dan 48 ribu karyawan bank syariah membuat potensi pengguna LinkAja Syariah akan semakin luas.
“Data tersebut kami dapat dari Kementerian Agama dan OJK jadi sangat berpotensi untuk sama-sama dikembangkan,” ujarnya.
Widjayanto menjelaskan ada beberapa alasan kuat yang membuat LinkAja berkontribusi untuk membantu membangun perekonomian syariah di Indonesia dengan menambahkan fitur versi syariah pada platformnya.
Baca juga: Pertamina berikan "Cash Back" kepada pembeli BBM pakai LinkAja
Pertama yaitu untuk membantu berbagai program pemerintah yang memiliki visi ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada 2024.
“Pak Presiden membentuk KNKS kemudian menyusun master plan syariah yang ditandatangani oleh KNKS tersebut beserta PT Finarya agar LinkAja bisa berpartisipasi,” katanya.
Kedua, untuk memperluas pasar layanan yang berprinsipkan syariah dengan memanfaatkan predikat Indonesia sebagai populasi muslim terbanyak di dunia sehingga hal tersebut merupakan target pasar yang bagus dalam industri fintech berbasis syariah ke depannya.
Baca juga: Rayakan Kemerdekaan Indonesia, LinkAja gelar Festival Merdeka
“Fintech saat ini yang menggunakan syariah sangat sedikit jadi potensinya sangat besar, apalagi banyak masyarakat yang mendambakan keuangan elektronik berbasis syariah,” ujarnya.
Ia melanjutkan fitur LinkAja Syariah akan berada di dalam platform pembayaran LinkAja sehingga para pengguna memiliki opsi saat melakukan transaksi.
Konsep LinkAja Syariah tersebut memiliki beberapa perbedaan yaitu adanya tiga bank syariah BUMN yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah sebagai bank penampung, serta akad dan prinsip yang dipakai saat transaksi sesuai dengan prinsip syariah
“Fitur-fitur yang akan dikembangkan akan berdasarkan syariah dalam hal ini layanannya maupun campaign marketing-nya,” ujarnya.
Widjayanto menuturkan hal tersebut merupakan kesepakatan bersama oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang selama ini berperan sebagai pengelola sistem pembayaran kanal daring LinkAja.
“Kami targetkan satu juta pengguna yang convert dari LinkAja ke LinkAja Syariah,” katanya saat ditemui di Graha CIMB Jakarta, Senin.
Baca juga: KNKS segera luncurkan pembayaran digital syariah lewat LinkAja
Baca juga: BTN cari perusahaan cangkang modal ventura untuk suntik LinkAja
Menurut dia, penetapan target tersebut berdasarkan jumlah total 30 juta pengguna aktif LinkAja saat ini dan adanya kemungkinan untuk semakin meningkatnya masyarakat yang berminat pada sektor syariah.
Selain dari pengguna aktif LinkAja, adanya pasar yang besar seperti sebanyak 26.000 pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri, 25 juta nasabah perbankan syariah, dan 48 ribu karyawan bank syariah membuat potensi pengguna LinkAja Syariah akan semakin luas.
“Data tersebut kami dapat dari Kementerian Agama dan OJK jadi sangat berpotensi untuk sama-sama dikembangkan,” ujarnya.
Widjayanto menjelaskan ada beberapa alasan kuat yang membuat LinkAja berkontribusi untuk membantu membangun perekonomian syariah di Indonesia dengan menambahkan fitur versi syariah pada platformnya.
Baca juga: Pertamina berikan "Cash Back" kepada pembeli BBM pakai LinkAja
Pertama yaitu untuk membantu berbagai program pemerintah yang memiliki visi ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada 2024.
“Pak Presiden membentuk KNKS kemudian menyusun master plan syariah yang ditandatangani oleh KNKS tersebut beserta PT Finarya agar LinkAja bisa berpartisipasi,” katanya.
Kedua, untuk memperluas pasar layanan yang berprinsipkan syariah dengan memanfaatkan predikat Indonesia sebagai populasi muslim terbanyak di dunia sehingga hal tersebut merupakan target pasar yang bagus dalam industri fintech berbasis syariah ke depannya.
Baca juga: Rayakan Kemerdekaan Indonesia, LinkAja gelar Festival Merdeka
“Fintech saat ini yang menggunakan syariah sangat sedikit jadi potensinya sangat besar, apalagi banyak masyarakat yang mendambakan keuangan elektronik berbasis syariah,” ujarnya.
Ia melanjutkan fitur LinkAja Syariah akan berada di dalam platform pembayaran LinkAja sehingga para pengguna memiliki opsi saat melakukan transaksi.
Konsep LinkAja Syariah tersebut memiliki beberapa perbedaan yaitu adanya tiga bank syariah BUMN yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah sebagai bank penampung, serta akad dan prinsip yang dipakai saat transaksi sesuai dengan prinsip syariah
“Fitur-fitur yang akan dikembangkan akan berdasarkan syariah dalam hal ini layanannya maupun campaign marketing-nya,” ujarnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: