Pamekasan (ANTARA) - Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengajak kalangan investor berinvestasi mengembangkan tanaman tebu dan pembangunan pabrik gula di Pulau Madura, Jawa Timur, karena jenis tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan.

"Areal lahan yang potensial di Madura untuk pengembangan tanaman tebu juga cukup luas," kata Baddrut Tamam di Pamekasan, Sabtu, dalam pemaparan terkait rencana pengembangan ekonomi Madura yang terintegrasi ke depan.

Ia menjelaskan berdasarkan pemetaan yang dilakukan di empat kabupaten di Pulau Madura, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan, luas areal lahan yang potensial untuk ditanami tebu mencapai 120 hektare.

Perkiraan produksi dari luas areal tersebut sekitar 6.600.000 ton atau bisa menghasilkan gula sekitar 495.000 ton.

Menurut Baddrut Tamam, perkiraan jumlah produksi gula ini bisa memenuhi sekitar 24,75 persen dari kebutuhan gula nasional.

Berdasarkan data dari pemerintah pusat, kata dia, kebutuhan gula nasional mencapai 5.700.000 ton, sedangkan produksi nasional gula pada 2018 sebanyak 2.174.400 ton.

"Jika mengacu kepada data ini, maka Indonesia masih kekurangan produksi gula sekitar 3,6 juta ton," ujar Baddrut Tamam.

Mantan anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini lebih lanjut mengatakan untuk memenuhi kekurangan itu, pemerintah terpaksa melakukan impor gula sebanyak 2,6 juta ton, dan kekurangan 1 juta ton sisanya terpenuhi dengan stok impor tahun sebelumnya.

"Jika di Madura ini dikembangkan tanaman tebu, maka minimal akan mampu membantu memenuhi kebutuhan nasional gula di negeri ini," ujar Baddrut Tamam.

Hanya saja, sambung dia, yang menjadi kendala selama ini upaya untuk mengembangkan tanaman tebu di pulau berpenduduk sekitar 3,9 juta lebih ini masih menemui kendala.

Selain belum ada kepastian pasar pasokan tanaman tebu hasil panen warga, juga karena di Madura belum ada pabrik gula. Warga di Madura yang menanam tebu, baik di Sumenep, Sampang, Bangkalan, termasuk di Pamekasan adalah petani yang memang telah bekerja sama dengan perusahaan, dalam hal ini adalah PTPN X.

"Maka dari itu, kami bersama para bupati lain di Madura ini sepakat dan berkomitmen untuk pengembangan tanaman tebu dengan cara menggugah investor untuk berinvestasi di Madura ini," kata Baddrut.

Ia memperkirakan kalangan investor bakal untung apabila berinvestasi tanaman tebu di Madura dan membuat pabrik gula di "Pulau Garam" tersebut.

"Jika investasi terhadap produksi tebu Madura antara 80 hingga 100 ton per hektare saja, maka nilai keuntungan yang akan diperoleh sekitar Rp247,5 miliar lebih dengan asumsi Rp500 per kilogram," urai Baddrut Tamam.

Ia juga menyebut nilai investasi pembangunan pabrik gula terintegrasi bisa mencapai Rp1 triliun hingga Rp7 triliun.

"Jika misalnya investor bersedia membangun pabrik gula di Pamekasan, daerah yang kami siapkan adalah di Kecamatan Proppo dan Kecamatan Tlanakan dengan luas areal lahan total mencapai 300 hektare," katanya, menjelaskan.

Menurut Baddrut Tamam, data tentang potensi pengembangan tebu di Pulau Madura ini sebelumnya juga sudah pernah di paparkan di Forum Bisnis Jawa Timur.

"Kami berhadap akan ada gayung bersambut. Karena selain dalam rangka mengurangi kebutuhan impor gula, juga yang kami perjuangkan bersama tiga pemkab lain di Madura adalah peningkatan ekonomi untuk kesejahataan rakyat Madura, termasuk Pamekasan," kata Badrdrut Tamam.