Jakarta (ANTARA) - Tim dari Pusat Studi Mobil Listrik Universitas Budi Luhur bercita-cita ingin membawa mobil listrik mereka berlaga di berbagai kompetisi off road, bahkan sampai ke kompetisi bergengsi seperti Reli Dakar.

"Tujuan terdekat kami adalah bisa menggunakan kendaraan Neo Blits untuk kompetisi Speed Offroad di Serang, di akhir tahun ini," ungkap Andre Ade Kurnia, mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Budi Luhur, ketika ditemui dalam pameran sains di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu.

Neo Blits adalah mobil offroad bermesin listrik yang merupakan hasil pengembangan Pusat Studi Mobil Listrik UBL.

Mobil ini merupakan generasi kedua kendaraan listrik yang diciptakan oleh universitas tersebut setelah sebelumnya menelurkan Blits, yang juga berjenis kendaraan off road.
Baca juga: Universitas terus berupaya menguasai komponen kunci mobil listrik

Neo Blits saat ini masih belum siap untuk berlaga dan harus disesuaikan untuk kompetisi di Serang, Banten, dan jika berhasil melakukannya ada satu mimpi yang ingin dicapai Andre dan kawan-kawannya, ikut dalam kompetisi off road internasional bergengsi Reli Dakar, yang tahun depan akan diadakan di Arab Saudi.

Menurut Dimas Abdillah, rekan sesama mahasiswa Andre di Pusat Studi Mobil Listrik UBL, mengatakan tim mereka optimis mampu mengejar target meningkatkan performa Neo Blits untuk berlaga di Reli Dakar.

"Setelah Speed Off Road nanti kita evaluasi kekurangannya dimana, setelah perbaikan dan jika sudah sesuai regulasi kompetisi, baru kita daftar ke Reli Dakar," ungkap Dimas.
Baca juga: Kemenperin: Seluruh instansi bersinergi sosialisasikan mobil listrik

Alasan mengapa Pusat Studi Mobil Listrik UBL membuat mobil listrik off road, bukan city car seperti kendaraan listrik yang sudah beredar saat ini di luar negeri adalah karena mereka ingin menyasar segmen khusus yang belum tersentuh.

Menurut Kepala Pusat Studi Mobil Listrik UBL Sujono, langkah itu sengaja dilakukan untuk menyasar komunitas off road, salah satu alasannya adalah karena ketua yayasan UBL adalah mantan peserta Reli Dakar.

"Alasan kedua belajar dari yang sebelumnya ketika muncul ide untuk membuat mobil listrik nasional, kalau kita ke arah mobil keluarga, itu pasti banyak yang menekan, bersaing dengan atpm (agen tunggal pemegang merek) itu pasti berat. Makanya kita arahkan ke komunitas off road," ungkap Sujono.
Baca juga: Bekraf dukung pengembangan mobil listrik

INDONESIA PRODUKSI MOBIL LISTRIK DI TAHUN 2022