Pengembang harapkan ekosistem hulu-hilir untuk mobil listrik terbentuk
14 September 2019 12:10 WIB
Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly berfoto di depan mobil listrik dan EVLink di "Electric and Power Indonesia 2019", Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019). (ANTARA/Dea N. Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pengembang Mobil Listrik Nasional Agus Purwadi mengharapkan ekosistem dari hulu sampai hilir untuk mobil listrik diperhatikan dan dibentuk oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk mendukung produksi massal dan penggunaan mobil listrik berkelanjutan.
Agus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu mengatakan ketika teknologi mobil listrik telah dikuasai untuk kemandirian bangsa, maka produksi massal dan penggunaannya oleh publik harus didukung ekosistem yang kondusif, jika tidak maka akan sulit memasyarakatkan mobil listrik dalam negeri.
"Tantangan selanjutnya adalah menyiapkan ekosistemnya dari hulu sampai hilir tidak hanya sisi pembuatan kendaraannya saja seperti meliputi penyiapan atau pemilihan segmen pasar, rantai pasok komponen, industri, integrator infrastuktur, after sales sumber daya manusia," kata Agus.
Agus mengatakan dukungan pemerintah dan lintas lembaga yang sangat diperlukan adalah menciptakan pasar atau kebutuhan awal sehingga mobil listrik bisa langsung digunakan secara publik.
Baca juga: Bekraf dukung pengembangan mobil listrik
Pemerintah juga diharapkan segera menyelesaikan aturan turunan penunjangnya agar Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo dapat segera operasional.
Oleh karena itu, kolaborasi pemangku kepentingan dan kolaborasi triple helix antara Akademisi, Bisnis dan Government (ABG) perlu diwadahi dan dikoordinasi dengan efektif di tingkat nasional.
Saat ini, sejumlah universitas dalam negeri yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya bersama menguasai dan membuat komponen kunci mobil listrik termasuk baterai.
''Sekarang sedang mengarah ke pengembangan atau penguasaan dan pembuatan komponen-komponen kunci mobil listrik seperti antara lain motor, inverter, baterai dan BMS,'' ujar Agus.
Baca juga: Universitas terus berupaya menguasai komponen kunci mobil listrik
Baca juga: Kemenperin: Seluruh instansi bersinergi sosialisasikan mobil listrik
Agus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu mengatakan ketika teknologi mobil listrik telah dikuasai untuk kemandirian bangsa, maka produksi massal dan penggunaannya oleh publik harus didukung ekosistem yang kondusif, jika tidak maka akan sulit memasyarakatkan mobil listrik dalam negeri.
"Tantangan selanjutnya adalah menyiapkan ekosistemnya dari hulu sampai hilir tidak hanya sisi pembuatan kendaraannya saja seperti meliputi penyiapan atau pemilihan segmen pasar, rantai pasok komponen, industri, integrator infrastuktur, after sales sumber daya manusia," kata Agus.
Agus mengatakan dukungan pemerintah dan lintas lembaga yang sangat diperlukan adalah menciptakan pasar atau kebutuhan awal sehingga mobil listrik bisa langsung digunakan secara publik.
Baca juga: Bekraf dukung pengembangan mobil listrik
Pemerintah juga diharapkan segera menyelesaikan aturan turunan penunjangnya agar Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo dapat segera operasional.
Oleh karena itu, kolaborasi pemangku kepentingan dan kolaborasi triple helix antara Akademisi, Bisnis dan Government (ABG) perlu diwadahi dan dikoordinasi dengan efektif di tingkat nasional.
Saat ini, sejumlah universitas dalam negeri yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya bersama menguasai dan membuat komponen kunci mobil listrik termasuk baterai.
''Sekarang sedang mengarah ke pengembangan atau penguasaan dan pembuatan komponen-komponen kunci mobil listrik seperti antara lain motor, inverter, baterai dan BMS,'' ujar Agus.
Baca juga: Universitas terus berupaya menguasai komponen kunci mobil listrik
Baca juga: Kemenperin: Seluruh instansi bersinergi sosialisasikan mobil listrik
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: