Jakarta (ANTARA) - Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending, Modalku, mengungkapkan keinginan untuk membantu dan menjangkau para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di luar Pulau Jawa.

"Kalau keinginan membantu pasti ada, karena kita ingin untuk merambah atau menjangkau UKM-UKM. Mudah-mudahan ini cuma masalah waktu saja agar kita lebih siap untuk melakukan ekspansi atau menjangkau pelaku UKM di luar Jawa," ujar Head of Microbusiness Modalku Sigit Ariotedjo saat diwawancarai ANTARA di Jakarta pada Jumat.

Baca juga: Modalku gencarkan edukasi "fintech lending" UMKM

Baca juga: Tokopedia gandeng Modalku luncurkan layanan pinjaman modal


Sigit menjelaskan bahwa sebetulnya Modalku sudah mulai merambah pelaku UKM di luar Jawa yang melakukan transaksi di marketplace online.

Terkait upaya untuk merambah para pelaku UKM daring itu, Modalku sedang melakukan berbagai persiapan dan berfokus terlebih dahulu di Jakarta dalam rangka mempelajari model yang paling sesuai serta nantinya kita akan berekspansi ke beberapa kota di luar Jawa.

Modalku juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak saat melakukan ekspansi ke kota-kota di luar Jawa tersebut, mengingat ketika akan berekspansi ke suatu daerah di luar Jawa namun infrastruktur internetnya tidak memadai maka bisa menyulitkan Modalku dan UKM yang dibantunya.

Menurut Sigit, jumlah pemberi pinjaman atau lender di Modalku masih didominasi dari wilayah Jawa, terutama Jabodetabek. Sedangkan untuk borrower atau peminjam terkonsentrasi juga di Jawa, khususnya dari tiga kota yakni Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Baca juga: Pengembang tekfin harapkan regulasi sejalan dengan inovasi

Kendati dari jumlah permohonan untuk mendapatkan pinjaman cukup banyak dari pelaku UKM offline di luar Jawa, Modalku masih terkendala untuk melayani mereka karena belum adanya kantor cabang atau perwakilan di wilayah luar Jawa yang berfungsi untuk mengecek validitas dan profil pemohon pinjaman.

Sedangkan untuk pelaku UKM daring, Modalku sudah menjangkau mereka di beberapa kota termasuk di luar Pulau Jawa.

Sigit mengatakan bahwa salah satu keunikan UKM di Indonesia adalah masih butuh disurvei, kendati tidak semua, dalam rangka menghindari risiko fraud atau penipuan dari oknum-oknum bertanggung jawab yang mengklaim usaha bukan miliknya.

Sebelumnya pada awal tahun 2019, Modalku menuangkan visinya menjadi tema kampanye “Semua UMKM layak mendapatkan akses ke pendanaan.” Ditargetkan bahwa pada tahun 2019, Modalku dapat menjangkau sebanyak mungkin UMKM dengan produk-produk yang ada.

Laju pertumbuhan jumlah pendanaan dan jumlah transaksi Modalku di semester 1 tahun 2019 menunjukkan bahwa penetrasi serta jangkauan perusahaan ke UMKM, baik di Indonesia maupun Asia Tenggara, semakin cepat dan kuat.

Baca juga: Modalku pakai sistem 'Jemput Bola' sasar pengusaha warung

Diharapkan seiring dengan kemajuan teknologi finansial dan peer-to-peer (P2P) lending, ekosistem UMKM di Indonesia serta Asia Tenggara akan semakin solid sebab aktivitas bisnis segmen tersebut dapat berkembang.

Menurut data yang dilansir OJK, jumlah akumulasi rekening peminjam dana dari fintech lending per April 2019 mencapai 7,77 juta entitas, dengan jumlah terbanyak yakni 6,4 juta rekening peminjam masih terkonsentrasi di Jawa sedangkan 1,34 juta rekening lainnya tersebar di luar Jawa.

Baca juga: Modalku targetkan total pinjaman Rp10 triliun hingga akhir tahun