Karakas (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Kamis (12/9) menyatakan tidak akan menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB di New York September ini.

Sebagai gantinya, ia akan mengirim dua utusan untuk hadir pada sidang Majelis Umum agar dapat mengecam sanksi Amerika Serikat terhadap negara OPEC tersebut.

Maduro mengatakan Wakil Presiden Eksekutif Delcy Rodriguez dan Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza akan mewakili dirinya pada sidang Majelis Umum.

Utusan Maduro itu juga akan menyerahkan kepada sekjen PBB sebuah petisi, yang ditandatangani 12 juta rakyat Venezuela yang mengkritik sanksi tersebut.

Baca juga: Trump bekukan semua aset pemerintah Venezuela

Sanksi dijatuhkan terhadap Venezuela sebagai bagian dari upaya pemerintah Presiden AS Donald Trump untuk melengserkan Maduro.

"Inilah mayoritas yang luar biasa dari rakyat Venezuela yang mengatakan tidak ada lagi blokade, tidak ada lagi sanksi," kata Maduro dalam pidatonya di hadapan kader muda partai sosialis berkuasa. "Tahun ini saya akan tetap bersama kalian semua, bekerja di Venezuela secara aman dan damai."
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menghadiri demonstrasi anti-Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Karakas, Venezuela, Kamis (12/9/2019). ANTARA/ Miraflores Palace/Handout via REUTERS

Maduro, yang dituduh Washington melakukan korupsi dan pelanggaran HAM, tahun lalu bertolak ke New York pada menit terakhir setelah menyatakan mungkin ia tidak akan hadir lantaran ada rencana pembunuhan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kemenerian Luar Negeri China kecam campur-tangan AS di Venezuela

Baca juga: AS akan incar negara-negara yang mendukung Presiden Venezuela


RI – Venezuela Perkuat Kerja Sama Bilateral