Jayapura (ANTARA) - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan terkait dengan rencana pembangunan istana kepresidenan di Papua oleh Presiden Joko Widodo pada 2020, maka yang perlu diperhatikan adalah arsitektur istana kepresidenan di Papua itu harus diupayakan mencerminkan tujuh wilayah adat.

Kepada Antara di Jayapura, Jumat, Hari menyebutkan tujuh wilayah adat Papua meliputi Mamta, Saereri, Domberai, Bomberai, Anim Ha, La Pago dan Meepago.

"Masing-masing wilayah adat ini memiliki bentuk rumah tradisional dan ukiran yang khas," ujarnya.

Selain itu diharapkan istana kepresidenan di Papua juga berfungsi untuk menyimpan koleksi karya seni para maestro Papua.

Halaman istana kepresidenan di Papua juga harus ditanami pohon-pohon endemik yang menjadi bagian dalam budaya Papua. Pohon melinjo serat kulitnya untuk bahan pembuat noken.

Selanjutnya, pohon sagu yang semua bagiannya berguna. Pohon khombouw yang kulitnya untuk lukisan kulit kayu.

Kemudian, pohon kasuari, yang sangat berguna bagi suku Dani dalam membuat honai. Pohon soang yang sudah turun temurun dijadikan sebagai tiang rumah.

Hewan endemik Papua seperti kasuari, mambruk, kuskus, kanguru juga dibiarkan hidup bebas di lingkungan halaman istana, seperti halnya istana kepresidenan di Bogor, rusa totol dibiarkan bebas berkeliaran di halaman.
Baca juga: Fahri dukung Presiden bangun istana kepresidenan di Papua
Baca juga: Jokowi undang tokoh Papua ke Istana Kepresidenan pekan depan
Baca juga: Delapan orang diamankan diduga kibarkan bendera Bintang Kejora