BWI: Wakaf bisa digunakan untuk bisnis
13 September 2019 09:03 WIB
Mohammad Nuh bersama Rektor Unsri Anis Saggaf membetikan keterangsn pers seusai seminar nasional "Wakaf Goes to Campus, Wakaf Sebagai New Life Style," di kampus Unsri Bukit Besar Palembang, Kamis (12/9/2019). ANTARA/Yudi Abdullah/am.
Palembang (ANTARA) - Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh menyatakan wakaf tanah, uang atau barang bergerak dan tidak bergerak lainnya tidak hanya untuk membangun masjid tetapi bisa digunakan untuk bisnis.
Nadjir atau pengelola wakaf harus kreatif dengan melakukan tindakan produktif memanfaatkan harta wakaf untuk bisnis yang hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," kata Mohammad Nuh seusai melakukan sosialisasi wakaf di sejumlah tempat Palembang, Jumat.
Sebagai gambaran, wakaf Habib Bugak Aceh di Tanah Suci Mekkah berupa tanah dan rumah singgah bagi jamaah haji asal provinsi tersebut, hingga sekarang ini dikelola secara produktif menjadi beberapa hotel yang keuntungannya disalurkan kepada jamaah haji asal Aceh.
Baca juga: Presiden serahkan 34 sertifikat tanah wakaf di Gorontalo
Kemudian di Eropa dan Amerika, wakaf dikembangkan untuk membangun dan membiayai perguruan tinggi.
Begitu pula di Tanah Air, BWI mengembangkan pengelolaan harta wakaf untuk membangun sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa yang sekarang ini mulai menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kaum dhuafa berobat dan peningkatan kesejahteraannya.
Pembangunan rumah sakit dan usaha produktif lainnya akan terus dikembangkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas, katanya.
Baca juga: Menteri ATR serahkan 41 sertifikat tanah wakaf di Aceh
Melihat potensi pengelolaan wakaf yang cukup besar, pihaknya mengajak mahasiswa sebagai generasi milenial untuk berperan aktif memajukan wakaf produktif dan menjadikannya sebagai gaya hidup.
Generasi milenial diharapkan menjadi agen atau penggerak wakaf di wilayah tempat tinggalnya atau tempat beraktivitas seperti lingkungan sekolah dan kampus perguruan tinggi.
Generasi milenial secara nasional terdapat sekitar 110 juta orang, potensi yang cukup besar itu akan dimanfaatkan secara maksimal untuk penggalangan wakaf.
Baca juga: Presiden Jokowi bagikan sertifikat tanah wakaf di Bengkulu
Untuk memaksimalkan generasi milenial menghimpun dan mengelola dana wakaf, pengurus BWI terus berupaya melakukan sosialisasi masuk ke kampus perguruan tinggi negeri dan swasta bahkan ke sekolah-sekolah.
Penyelenggaraan "Wakaf Goes to Campus" yang mulai digalakkan akhir-akhir ini diharapkan dapat menggugah generasi milenial calon pemimpin bangsa berkontribusi memajukan wakaf.
Baca juga: Presiden serahkan ratusan sertifikat tanah wakaf di Ngawi
Generasi milenial sekarang ini, pada 10-15 tahun lagi akan menjadi tokoh-tokoh yang diharapkan memahami wakaf sehingga mereka berperan sebagai orang yang berwakaf maupun pengelola wakaf, kata Mohammad Nuh.
Nadjir atau pengelola wakaf harus kreatif dengan melakukan tindakan produktif memanfaatkan harta wakaf untuk bisnis yang hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," kata Mohammad Nuh seusai melakukan sosialisasi wakaf di sejumlah tempat Palembang, Jumat.
Sebagai gambaran, wakaf Habib Bugak Aceh di Tanah Suci Mekkah berupa tanah dan rumah singgah bagi jamaah haji asal provinsi tersebut, hingga sekarang ini dikelola secara produktif menjadi beberapa hotel yang keuntungannya disalurkan kepada jamaah haji asal Aceh.
Baca juga: Presiden serahkan 34 sertifikat tanah wakaf di Gorontalo
Kemudian di Eropa dan Amerika, wakaf dikembangkan untuk membangun dan membiayai perguruan tinggi.
Begitu pula di Tanah Air, BWI mengembangkan pengelolaan harta wakaf untuk membangun sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa yang sekarang ini mulai menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kaum dhuafa berobat dan peningkatan kesejahteraannya.
Pembangunan rumah sakit dan usaha produktif lainnya akan terus dikembangkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas, katanya.
Baca juga: Menteri ATR serahkan 41 sertifikat tanah wakaf di Aceh
Melihat potensi pengelolaan wakaf yang cukup besar, pihaknya mengajak mahasiswa sebagai generasi milenial untuk berperan aktif memajukan wakaf produktif dan menjadikannya sebagai gaya hidup.
Generasi milenial diharapkan menjadi agen atau penggerak wakaf di wilayah tempat tinggalnya atau tempat beraktivitas seperti lingkungan sekolah dan kampus perguruan tinggi.
Generasi milenial secara nasional terdapat sekitar 110 juta orang, potensi yang cukup besar itu akan dimanfaatkan secara maksimal untuk penggalangan wakaf.
Baca juga: Presiden Jokowi bagikan sertifikat tanah wakaf di Bengkulu
Untuk memaksimalkan generasi milenial menghimpun dan mengelola dana wakaf, pengurus BWI terus berupaya melakukan sosialisasi masuk ke kampus perguruan tinggi negeri dan swasta bahkan ke sekolah-sekolah.
Penyelenggaraan "Wakaf Goes to Campus" yang mulai digalakkan akhir-akhir ini diharapkan dapat menggugah generasi milenial calon pemimpin bangsa berkontribusi memajukan wakaf.
Baca juga: Presiden serahkan ratusan sertifikat tanah wakaf di Ngawi
Generasi milenial sekarang ini, pada 10-15 tahun lagi akan menjadi tokoh-tokoh yang diharapkan memahami wakaf sehingga mereka berperan sebagai orang yang berwakaf maupun pengelola wakaf, kata Mohammad Nuh.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: