Banjarmasin (ANTARA News) - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terutama bensin dan solar di Banjarmasin dalam empat hari belakangan dirasakan mulai mengganggu distribusi barang ke berbagai daerah kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Sejumlah pedagang di kawasan Pasar Lima Banjarmasin, Selasa mengaku mulai terganggunya pengiriman barang ke beberapa daerah kabupaten di wilayah Banua Lima maupun ke daerah lainnya. Kalau biasanya pengiriman dalam satu minggu dilakukan dua kali, kini terpaksa hanya satu kali dalam satu minggu, karena para sopir sulit untukmendapatkan solar maupun bensin. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Subardjo membenarkan kesulitan masyarakat untuk mendapatkan BBM baik bensin maupun solar, akan membuat harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang didorong oleh sektor transportasi. Apalagi bila sopir sempat membeli solar maupun bensin dipedagang eceran dengan harga Rp10.000 per liter, dampaknya akan sangat luar biasa terhadap harga barang. Diharapkan kondisi segera normal, sehingga distribusi kebutuhan pokok ke daerah tidak terganggu. Beruntung saat ini, stok kebutuhan pokok di pedagang masih relatif mencukupi, sehingga gejolak harga akibat kelangkaan BBM di Kalsel belum terlalu terasa dan masih relatif stabil atau belum mengalami lonjakan harga yang signifikan. Guna mengatasi kelangkaan premium ini Pertamina Kalsel menambah jumlah penyaluran dari biasanya hanya sekitar 700-750 KL menjadi 900 KL sejak Senin ini. "Mulai Senin pagi pasokan premium ke seluruh SPBU kembali normal, bahkan kami menambah penyaluran premium dari 700-750 KL menjadi 900 KL sampai kondisi kembali normal," kata Areal Sales BBM Ritel Petamina Kalsel dan Kalteng, Budi Bustama. Kelangkaan premium yang terjadi sejak Sabtu lalu, disebabkan karena keterlambatan masuknya tangker BBM ke Depot Kuin Banjarmasin. Seharusnya kapal pengangkut BBM masuk pada Jumat, ternyata baru masuk pada Sabtu. Akibat keterlambatan masuknya kapal tersebut, menyebabkan stok BBM di Depot Kuin juga terganggu, sehingga terjadi pengurangan pengiriman terhadap beberapa SPBU di Kalsel dari jatah yang seharusnya. Karena keterlambatan masuknya tangker premium ke Kalsel, berdampak pada pengurangan jatah kepada SPBU di Kalsel. Penyebab terjadinya keterlambatan masuknya tangker itu sendiri, Budi tidak bersedia menjelaskan, karena menurutnya bukan porsi atau wewenangnya. "Saya tidak tahu kenapa terlambat, apakah karena alur atau karena keterlambatan pengiriman dari Balikpapan, yang pasti tangker harusnya masuk Jumat, ternyata baru masuk Sabtu," katanya. Menanggapi melonjaknya harga premium, terutama ditingkat eceran diluar kewajaran, Budi menyatakan bahwa perniagaan BBM ditingkat pengecer bukan menjadi kewenangan pihaknya untuk mengatur. Pertamina akan memperketat pengawasan terhadap SPBU yang mementingkan menjual kepada pembeli yang menggunakan jerigen, minimal SPBU yang bersangkutan akan mendapatkan teguran. Warga diminta tidak panik dengan memborong premium melebihi dari kebutuhan yang seharusnya, sehingga kelangkaan yang terjadi bisa segera diatasi. Kendati pertamina telah menambah pasokan ke seluruh SPBU di Kalsel, namun antrian panjang masih terjadi di seluruh SPBU.(*)