Beijing (ANTARA) - China mendesak Amerika Serikat agar menggunakan pendekatan yang lebih kondusif untuk berdialog, dalam menanggapi itikad baik Korea Utara yang menginginkan pembicaraan denuklirisasi dilanjutkan.
Beijing juga kembali menyarankan agar PBB meringankan sanksi terhadap Pyongyang.
Korea Utara pada Senin menyatakan kesediaannya untuk memulai kembali pembicaraan nuklir dengan AS pada akhir September, tetapi memperingatkan bahwa kesepakatan antara keduanya dapat berakhir kecuali Washington menggunakan pendekatan baru.
Namun, hanya beberapa jam kemudian Korut menembakkan proyektil jarak dekat baru.
Ketika berbicara di Beijing, diplomat tinggi pemerintah China, Anggota Dewan Negara Wang Yi, menuturkan China menyambut "sinyal positif" Korut baru-baru ini untuk melanjutkan pembicaraan dengan AS.
"Kami akan senang melihat Korea Utara dan Amerika Serikat melanjutkan pembicaraan yang dijadwalkan akhir bulan ini," kata Wang saat konferensi gabungan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah.
Pengalaman menunjukkan bahwa agar pembicaraan mencapai kemajuan yang nyata, masing-masing kepentingan inti kedua pihak harus dibahas, tambah Wang.
"Jika hanya prasyarat diajukan untuk pihak lain, atau daftar yang disusun, atau bahkan mencoba menggunakan tekanan ekstrem agar pihak lain membuat konsesi secara sepihak, maka ini tidak berfungsi pada masa lalu dan tidak berguna untuk sekarang atau pun nanti."
Korut sepanjang tahun ini telah mengambil serangkaian langkah positif, dan meminta AS agar bertemu dengannya di titik tengah, katanya.
"Kami berharap bahwa pihak AS juga dapat mengambil langkah-langkah praktis mengenai hal ini dan melakukan upaya untuk memudahkan situasi serta menggelar dialog."
Wang tidak menyinggung soal uji coba senjata nuklir Korut baru-baru ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS harapkan pembicaraan denuklirisasi dengan Korut dalam waktu dekat
Baca juga: Korut peringatkan AS pembicaraan denuklirisasi kemungkinan berantakan
China desak AS ambil langkah baru lanjutkan pembicaraan dengan Korut
12 September 2019 15:15 WIB
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (Reuters) (Reuters/)
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: