Aceh Barat sediakan 1.000 unit alat bajak sawah genjot produksi padi
12 September 2019 14:53 WIB
Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh, H Ramli MS menyerahkan bantuan alat bajak sawah kepada perwakilan petani di halaman Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura di Meulaboh, Kamis (12/9/2019). Pemerintah setempat menyediakan alat bajak sawah pada tahun 2019 ini sebanyak 179 unit dan pada tahun 2022 mendatang, ditargetkan akan mencapai 1.000 unit. (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)
Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memastikan hingga tahun 2022 akan terus membeli alat bajak sawah berupa traktor tangan sebanyak 1.000 unit untuk membantu petani di daerah itu meningkatkan produksi padi.
"Jadi, ke depan tidak ada lagi petani di Aceh Barat yang mengeluh karena terkendala tidak ada alat bajak sawah," kata Bupati Aceh Barat, H Ramli MS saat menyerahkan bantuan alat bajak sawah di Dinas Pangan dan Holtikultura di Meulaboh, Kamis.
Selama ini, pemerintah daerah di bawah kepemimpinannya sejak tahun 2018, telah menyediakan 400 unit alat bajak sawah yang dibeli menggunakan dana dari berbagai sumber seperti dana ABPK dan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).
Baca juga: Penggunaan dana desa di Aceh Barat tingkatkan hasil pertanian
Ia menyebutkan sisa sebanyak 600 unit lainnya akan disediakan selama tiga tahun mendatang sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi padi atau beras di seluruh Aceh Barat.
Menurut dia, pemerintah setempat telah membuat produk hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) Aceh Barat, yang mewajibkan setiap desa di daerah itu membeli satu unit alat bajak sawah melalui dana desa. Tujuannya agar program itu dapat berjalan lancar.
Baca juga: Fakultas Pertanian Unsyiah kembangkan pupuk hayati mikoriza
Tidak hanya itu, agar pemanfaatan alat bajak sawah tersebut tetap maksimal, ia meminta peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Bintara Pembinaan Desa (Babinsa) agar mengawasi penggunaan alat bajak sawah di setiap desa.
"Kalau ada alat bajak sawah yang telantar di tengah sawah atau tidak dipakai, diamankan saja oleh bapak tentara sehingga alat tersebut bisa digunakan oleh petani lain yang membutuhkan di desa yang sama," kata Ramli MS menambahkan.
Ia juga meminta bantuan alat bajak yang selama ini sudah diberikan kepada masyarakat, agar dijaga dan dirawat dengan baik sehingga dapat terus digunakan untuk keperluan petani.
Baca juga: UTU sediakan prodi Teknologi Hasil Pertanian
"Jadi, ke depan tidak ada lagi petani di Aceh Barat yang mengeluh karena terkendala tidak ada alat bajak sawah," kata Bupati Aceh Barat, H Ramli MS saat menyerahkan bantuan alat bajak sawah di Dinas Pangan dan Holtikultura di Meulaboh, Kamis.
Selama ini, pemerintah daerah di bawah kepemimpinannya sejak tahun 2018, telah menyediakan 400 unit alat bajak sawah yang dibeli menggunakan dana dari berbagai sumber seperti dana ABPK dan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).
Baca juga: Penggunaan dana desa di Aceh Barat tingkatkan hasil pertanian
Ia menyebutkan sisa sebanyak 600 unit lainnya akan disediakan selama tiga tahun mendatang sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi padi atau beras di seluruh Aceh Barat.
Menurut dia, pemerintah setempat telah membuat produk hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) Aceh Barat, yang mewajibkan setiap desa di daerah itu membeli satu unit alat bajak sawah melalui dana desa. Tujuannya agar program itu dapat berjalan lancar.
Baca juga: Fakultas Pertanian Unsyiah kembangkan pupuk hayati mikoriza
Tidak hanya itu, agar pemanfaatan alat bajak sawah tersebut tetap maksimal, ia meminta peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Bintara Pembinaan Desa (Babinsa) agar mengawasi penggunaan alat bajak sawah di setiap desa.
"Kalau ada alat bajak sawah yang telantar di tengah sawah atau tidak dipakai, diamankan saja oleh bapak tentara sehingga alat tersebut bisa digunakan oleh petani lain yang membutuhkan di desa yang sama," kata Ramli MS menambahkan.
Ia juga meminta bantuan alat bajak yang selama ini sudah diberikan kepada masyarakat, agar dijaga dan dirawat dengan baik sehingga dapat terus digunakan untuk keperluan petani.
Baca juga: UTU sediakan prodi Teknologi Hasil Pertanian
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: