Disdag Mataram segera sikapi indikasi kelangkaan elpiji
12 September 2019 14:12 WIB
Kepala Seksi Pengendalian Barang Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram Anugerahadi bersama tim dari Dinas Ketahan Pangan dan Kepala Pasar Mandalika melakukan pemantauan stok elpiji 3 kilogram terhadap beberapa pangkalan. ANTARA/Nirkomala
Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, segera menyikapi indikasi terjadinya kelangkaan elpiji tiga kilogram yang selama ini menjadi keluhan konsumen dalam beberapa pekan terakhir ini.
"Kami akui, sejauh ini belum tahu penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram. Untuk itu kondisi tersebut segera kita sikapi," kata Kepala Seksi Pengendalian Barang Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram Anugerahadi di Mataram, Kamis.
Berdasarkan kondisi di lapangan, akibat stok yang terbatas dan permintaan meningkat, harga epliji tiga kilogram di tingkat pengecer ke konsumen naik menjadi Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung, padahal di tingkat agen dan pangkalan tidak mengalami kenaikan harga meskipun permintaan meningkat.
Dikatakan, untuk menyikapi hal tersebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi, Satgas Pangan Polda NTB dan Polres Mataram untuk bersama-sama mencari tahu penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram.
"Kemarin-kemarin kami masih menerima laporan distribusi elpiji tiga kilogram aman, bersamaan dengan itu kami fokus melakukan pemantauan distribusi dan harga semen yang juga terindikasi mulai berkurang," katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan, apakah kelangkaan elpiji tiga kilogram dipicu karena adanya indikasi penimbunan, Anugerahadi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum berani mengambil kesimpulan terhadap hal tersebut.
"Kami belum mencari tahu, karenanya kita belum bisa menyimpulkan apakah ada penimbuan atau tidak," katanya.
Agus (40) salah seorang pemilik pangkalan elpiji tiga kilogram di kawasan Ampenan mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini bukan kelangkaan melainkan keterlambatan distribusi elpiji tiga kilogram.
Kondisi itu dipicu karena masuknya musim omprongan (pengeringan) tembakau, sehinga jatah pangkalan dikurangi sebanyak 50 tabung. Kondisi ini sudah terjadi hampir dua bulan sejak musim keberangkatan jemaah haji tahun 2019.
"Kalau untuk harga, tidak ada kenaikan. Harga tebus dari agen tetap Rp14.750 per tabung," katanya.
Terhadap pengurangan itu, Agus mengakui harus pintar-pindar membagi kuota kepada pengecer yang sudah menjadi langgannya agar tetap mendapatkan jatah, meskipun sedikit terlambat.
"Kami akui, sejauh ini belum tahu penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram. Untuk itu kondisi tersebut segera kita sikapi," kata Kepala Seksi Pengendalian Barang Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram Anugerahadi di Mataram, Kamis.
Berdasarkan kondisi di lapangan, akibat stok yang terbatas dan permintaan meningkat, harga epliji tiga kilogram di tingkat pengecer ke konsumen naik menjadi Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung, padahal di tingkat agen dan pangkalan tidak mengalami kenaikan harga meskipun permintaan meningkat.
Dikatakan, untuk menyikapi hal tersebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi, Satgas Pangan Polda NTB dan Polres Mataram untuk bersama-sama mencari tahu penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram.
"Kemarin-kemarin kami masih menerima laporan distribusi elpiji tiga kilogram aman, bersamaan dengan itu kami fokus melakukan pemantauan distribusi dan harga semen yang juga terindikasi mulai berkurang," katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan, apakah kelangkaan elpiji tiga kilogram dipicu karena adanya indikasi penimbunan, Anugerahadi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum berani mengambil kesimpulan terhadap hal tersebut.
"Kami belum mencari tahu, karenanya kita belum bisa menyimpulkan apakah ada penimbuan atau tidak," katanya.
Agus (40) salah seorang pemilik pangkalan elpiji tiga kilogram di kawasan Ampenan mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini bukan kelangkaan melainkan keterlambatan distribusi elpiji tiga kilogram.
Kondisi itu dipicu karena masuknya musim omprongan (pengeringan) tembakau, sehinga jatah pangkalan dikurangi sebanyak 50 tabung. Kondisi ini sudah terjadi hampir dua bulan sejak musim keberangkatan jemaah haji tahun 2019.
"Kalau untuk harga, tidak ada kenaikan. Harga tebus dari agen tetap Rp14.750 per tabung," katanya.
Terhadap pengurangan itu, Agus mengakui harus pintar-pindar membagi kuota kepada pengecer yang sudah menjadi langgannya agar tetap mendapatkan jatah, meskipun sedikit terlambat.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: