Nunukan (ANTARA) - Masyarakat perbatasan RI-Malaysia merasa kehilangan tokoh bangsa atas meninggalnya Presiden RI ke-3 BJ Habibie saat dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Warga perbatasan bernama Haji Bolong di Nunukan, Kamis, merasa kehilangan yang mendalam setelah mendapatkan informasi melalui media massa.

"Kita sebagai warga negara Indonesia sangat kehilangan atas meninggalnya pak Habibie. Beliau tokoh bangsa yang disenangi semua kalangan," ucap Haji Bolong warga Jalan Lingkar RT 17 Kelurahan Nunukan Timur Kabupaten Nunukan ini.

Baca juga: Tokoh Agama Sulut: Habibie tokoh pemersatu bangsa

Ia menilai, Presiden RI ke-3 tersebut putra bangsa yang tiada bandingannya di Indonesia sebagai teknokrat ulung khususnya dalam pembuatan pesawat.

Menurut Haji Bolong, sampai saat ini belum ada tandingannya di Indonesia bahkan di dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia patut merasa kehilangan atas meninggalnya pada Rabu (11/9) sekira pukul 18.00 WIB.

Hal yang sama dikemukakan, Fadli warga perbatasan lainnya di Kabupaten Nunukan. Ia menyatakan, BJ Habibie salah satu putra bangsa yang meletakkan demokrasi di Indonesia semasa jadi Presiden RI.

Baca juga: Personel Lantamal VI doa bersama untuk BJ Habibie

"Kita sangat kehilangan. Pak Habibie ini putra bangsa Indonesia yang sangat disegani karena pembawaannya yang demokratis," ujar dia.

Sebagai sosok peletak dimulainya demokrasi di Indonesia, dia menyarankan masyarakat memberikan penghormatan terakhirnya.

BJ Habibie sangat dikenal sebagai pemimpin yang sangat demokratis selama ini karena tidak pernah memihak kepada salah satu kelompok tertentu.

Masyarakat perbatasan di Kabupaten Nunukan berpendapat, BJ Habibie kelahiran Parepare Sulsel sangat dikenal karena punya hubungan emosional yang baik kepada siapa saja.

Baca juga: Habibie Wafat, Presiden akan pimpin upacara pemakaman