Nanat Fatah: Gagasan imtaq-iptek ICMI dari Habibie
11 September 2019 22:07 WIB
FOTO DOKUMENTASI. Presiden BJ. Habibie sambil menaiki mobil melambaikan tangan kepada warga seusai mencanangkan Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi di Desa Marga Marga Mulya, Kec. Mauk, Tangerang, Jawa Barat, Senin (2/8/1999). FOTO ANTARA/Ali Anwar/mp/ama.
Jakarta (ANTARA) - Mantan presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan perpaduan iman taqwa (imtaq) dan ilmu pengetahuan teknologi (iptek) yang ada di ICMI merupakan gagasan dari Prof Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Gagasan tersebut untuk membangun peradaban dunia ke depan dengan memadukan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Nanat saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Mantan rektor UIN Bandung itu mengatakan Habibie adalah figur pemimpin teladan yang bisa disebut sebagai "Bapak Bangsa" maupun "Bapak Demokrasi".
Baca juga: Komaruddin Hidayat : Habibie panutan tokoh Indonesia modern
Baca juga: BJ Habibie wafat, Korsel dan Selandia Baru ucapkan belasungkawa
Habibie adalah teladan sebagai seorang presiden, tetapi juga teladan sebagai pemimpin keluarga. Kehidupan keluarganya bersama Hasri Ainun Besari menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang.
"Saya pribadi mengenang beliau seperti ayah sendiri. Tiga dari anak saya yang menikah, dua orang beliau yang menjadi saksinya. Hanya seorang yang tidak karena beliau sedang di Jerman," tuturnya.
Pun ketika Habibie kehilangan Ainun. Beberapa minggu setelah Ainun meninggal, Habibie mengajak Nanat ke rumahnya, masuk ke dalam kamarnya.
"Saat itu beliau menunjukkan tempat beliau biasa shalat berjamaah dengan almarhumah Ibu Ainun. Saya hanya tersenyum saja," kenangnya.
Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada Rabu sore di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta sejak dirawat pada Minggu (1/9).
Baca juga: Menristekdikti: Hampir semua ibu ingin punya anak seperti Habibie
"Gagasan tersebut untuk membangun peradaban dunia ke depan dengan memadukan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Nanat saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Mantan rektor UIN Bandung itu mengatakan Habibie adalah figur pemimpin teladan yang bisa disebut sebagai "Bapak Bangsa" maupun "Bapak Demokrasi".
Baca juga: Komaruddin Hidayat : Habibie panutan tokoh Indonesia modern
Baca juga: BJ Habibie wafat, Korsel dan Selandia Baru ucapkan belasungkawa
Habibie adalah teladan sebagai seorang presiden, tetapi juga teladan sebagai pemimpin keluarga. Kehidupan keluarganya bersama Hasri Ainun Besari menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang.
"Saya pribadi mengenang beliau seperti ayah sendiri. Tiga dari anak saya yang menikah, dua orang beliau yang menjadi saksinya. Hanya seorang yang tidak karena beliau sedang di Jerman," tuturnya.
Pun ketika Habibie kehilangan Ainun. Beberapa minggu setelah Ainun meninggal, Habibie mengajak Nanat ke rumahnya, masuk ke dalam kamarnya.
"Saat itu beliau menunjukkan tempat beliau biasa shalat berjamaah dengan almarhumah Ibu Ainun. Saya hanya tersenyum saja," kenangnya.
Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada Rabu sore di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta sejak dirawat pada Minggu (1/9).
Baca juga: Menristekdikti: Hampir semua ibu ingin punya anak seperti Habibie
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: