BJ Habibie wafat, Anies: Habibie teladan bagi Bangsa Indonesia
11 September 2019 21:36 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya mantan Presiden ke-3 Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie, di Balai Kota Jakarta, Rabu (11/9/2019). ANTARA/Ricky Prayoga/am.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan perjalanan hidup almarhum Presiden Ke-3 Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie dapat dijadikan teladan bagi Bangsa Indonesia.
Menurut Anies, yang bisa dijadikan teladan dalam perjalanan Habibie adalah bagaimana Habibie yang terbilang sukses di Jerman, memilih untuk pulang ke Indonesia meski saat tahun 1970-an, Indonesia masih harus merangkak usai mengalami depresi ekonomi, sosial dan politik.
"Ya itu contoh. Seorang yang sudah bekerja di Jerman posisinya amat baik dan memilih untuk pulang ke Tanah Air di awal tahun 70-an di saat Indonesia baru merangkak dan dia memilih untuk berada di Tanah Air sendiri," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Hal tersebut, kata Anies, membuktikan bahwa Habibie yang merupakan ilmuwan dan insinyur terkemuka di Indonesia memiliki semangat untuk turut memberikan sumbangsih bagi bangsa dengan apa yang bisa dilakukannya.
"Jadi ini adalah sebuah teladan bagi semua bahwa ilmu yang didapat, diberikan bagi bangsa kita, peninggalan pak Habibie nyata di banyak sektor," katanya.
Baca juga: Habibie wafat pukul 18.05 WIB
Baca juga: Habibie, jenius pembuat pesawat itu telah pergi
Baca juga: Habibie wafat, IA-ITB: komunitas iptek kehilangan tokoh panutan
Atas meninggalnya Habibie, menurut Anies, adalah suatu kehilangan yang mendalam bagi Indonesia dengan berbagai prestasi dan kebijakannya bagi masyarakat Indonesia.
"Indonesia berduka, Insya Allah kami percaya Pak Habibie dimuliakan di sisi Allah dan amal jariyah luar biasa panjang. Betapa banyak anak-anak yang dididik oleh Pak Habibie, ribuan anak-anak yang disekolahkan oleh Pak Habibie untuk pendidikan yang luar biasa tinggi dan peran yang amat berjasa. Kita semua kehilangan," ujar Anies.
BJ Habibie yang merupakan Presiden Indonesia (1998-1999) dan Menristek Indonesia (1978-1998) meninggal dunia pukul 18.05 WIB, Rabu 11 September 2019, dalam usia 83 tahun. Kabar tersebut disampaikan Thareq Habibie.
Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani dalam keterangan resminya menyebut bahwa Habibie masuk RSPAD sejak 1 September 2019.
Ia ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam dan ginjal.
Menurut Anies, yang bisa dijadikan teladan dalam perjalanan Habibie adalah bagaimana Habibie yang terbilang sukses di Jerman, memilih untuk pulang ke Indonesia meski saat tahun 1970-an, Indonesia masih harus merangkak usai mengalami depresi ekonomi, sosial dan politik.
"Ya itu contoh. Seorang yang sudah bekerja di Jerman posisinya amat baik dan memilih untuk pulang ke Tanah Air di awal tahun 70-an di saat Indonesia baru merangkak dan dia memilih untuk berada di Tanah Air sendiri," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Hal tersebut, kata Anies, membuktikan bahwa Habibie yang merupakan ilmuwan dan insinyur terkemuka di Indonesia memiliki semangat untuk turut memberikan sumbangsih bagi bangsa dengan apa yang bisa dilakukannya.
"Jadi ini adalah sebuah teladan bagi semua bahwa ilmu yang didapat, diberikan bagi bangsa kita, peninggalan pak Habibie nyata di banyak sektor," katanya.
Baca juga: Habibie wafat pukul 18.05 WIB
Baca juga: Habibie, jenius pembuat pesawat itu telah pergi
Baca juga: Habibie wafat, IA-ITB: komunitas iptek kehilangan tokoh panutan
Atas meninggalnya Habibie, menurut Anies, adalah suatu kehilangan yang mendalam bagi Indonesia dengan berbagai prestasi dan kebijakannya bagi masyarakat Indonesia.
"Indonesia berduka, Insya Allah kami percaya Pak Habibie dimuliakan di sisi Allah dan amal jariyah luar biasa panjang. Betapa banyak anak-anak yang dididik oleh Pak Habibie, ribuan anak-anak yang disekolahkan oleh Pak Habibie untuk pendidikan yang luar biasa tinggi dan peran yang amat berjasa. Kita semua kehilangan," ujar Anies.
BJ Habibie yang merupakan Presiden Indonesia (1998-1999) dan Menristek Indonesia (1978-1998) meninggal dunia pukul 18.05 WIB, Rabu 11 September 2019, dalam usia 83 tahun. Kabar tersebut disampaikan Thareq Habibie.
Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani dalam keterangan resminya menyebut bahwa Habibie masuk RSPAD sejak 1 September 2019.
Ia ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam dan ginjal.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: