Jakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menilai Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie yang meninggal pada Rabu (11/9), merupakan sosok kebanggaan Indonesia di dunia.

"Kita semua berduka kehilangan salah satu putra terbaik bangsa Indonesia yang memiliki reputasi di tingkat dunia," ujar Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan kepada ANTARA, Jakarta, Rabu.

Anhar menuturkan, Habibie telah mewariskan semangat membangun bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat Indonesia terutama generasi muda.

"Beliau (Habibie) telah memiliki jasa besar baik dalam bidang iptek semasa menjadi Menristek (menteri riset dan teknologi) atau kepala BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), juga dalam bidang demokrasi saat menjadi presiden di awal era reformasi. Semoga beliau husnul khotimah," kata Anhar.

Baca juga: Habibie Wafat - Sejumlah tokoh nasional berdatangan di RSPAD


Sebelumnya, putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie mengonfirmasi penyebab Presiden Ketiga Republik Indonesia itu tutup usia karena faktor usia.

"Karena sudah menua dan memakan usia. Kemarin saya katakan bahwa gagal jantung yang mengakibatkan penurunan itu, kalau memang organ-organ itu degenerasi melemah, menjadi tidak kuat lagi," kata Thareq Kemal Habibie dalam pesan singkat yang diterima pada Rabu malam.

Anak kedua BJ Habibie itu mengatakan, Habibie tutup usia di umur 83 tahun pada Rabu pukul 18.05 WIB di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

"Sampai titik terakhir saya masih ada di situ tapi hari ini pada tanggal 11 September 2019 jam 18.05, Presiden RI Ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, sudah meninggal," ujar Thareq.


Baca juga: Habibie Wafat -- MUI imbau masyarakat lakukan salat gaib