Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa mendiang mantan Presiden RI Bacharudin Jusuf Habibie adalah tokoh pendukung nilai tambah manufaktur melalui konsep Habibienomics di Indonesia.

“Beliau pendukung kebijakan hilirisasi atau nilai tambah manufaktur,” kata Menperin melalui pesan aplikasi di Jakarta, Rabu malam.

Airlangga menyampaikan bahwa pendekatan teknologi untuk kesejahteraan yang dicanangkan mantan Presiden Habibie merupakan filosofi yang relevan untuk terus dilanjutkan.

“Bapak Presiden Joko Widodo lah yang mengimplementasikan pada periode pertama pemerintahannya dengan pembangunan infrastruktur, hilirisasi mineral, serta di fasilitasinya merek nasional dalam berbagai produk manufaktur nasional,” ungkap Airlangga.

Baca juga: Habibie wafat - Mensesneg menyatakan Hari Berkabung Nasional

Selain itu, lanjutnya, pemikiran presiden ketiga RI tersebut juga diimplementasikan dalam membangun ekosistem teknologi, seperti menciptakan ekosistem Industri 4.0 saat ini.

Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 itu wafat akibat masalah pada jantungnya.

Sebanyak 44 dokter yang dipimpin oleh tim dokter kepresidenan sudah bekerja merawat Habibie sejak presiden ketiga RI tersebut dirawat di RSPAD Gatot Soebroto pada 1 September 2019.
Baca juga: Habibie wafat, Dirjen : Indonesia kehilangan tokoh Iptek