Jakarta (ANTARA) - Sosok Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie yang wafat pada Rabu petang, merupakan kombinasi ilmuwan dan negarawan dengan keikhlasan serta teladan dalam membangun, kata Kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Brodjonegoro.

"Beliau (Habibie, red.) adalah kombinasi ilmuwan dan negarawan," kata dia kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia menuturkan Habibie adalah seorang ilmuwan yang andal dan negarawan yang mempunyai keikhlasan dalam memimpin dan mengelola negara Indonesia yang besar.

Bagi Satryo, Habibie yang adalah bapak teknologi Indonesia itu, merupakan sosok yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia.

"Kita berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Pak Habibie. Kita kehilangan sosok yang sangat penting untuk pembangunan Indonesia, yang dapat menjadi contoh bagi generasi berikutnya," ujar dia.

Baca juga: Habibie wafat - Kediaman BJ Habibie mulai ramai didatangi masyarakat

Menurut dia, Habibie mempunyai keahlian tinggi dalam bidang teknik dan penerbangan yang menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk aktif memberikan sumbangsih dalam kemajuan bangsa.

Selain itu, kata dia, Habibie memiliki kemampuan dalam mengelola pemerintahan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani dalam keterangan resminya menyebutkan BJ Habibie masuk Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto sejak 1 September 2019.

Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal. Habibie wafat pada Rabu, pukul 18.05 WIB dalam usia 83 tahun.

Baca juga: Presiden tiba di RSPAD Jakarta
Baca juga: Duka cita warganet untuk BJ Habibie