Palembang (ANTARA) - Pemerintah Australia melalui Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) berkomitmen membantu pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selata dalam pengelolaan gambut berkelanjutan dalam proyek kolaborasi “Gambut Kita”.

Rilis pers diterima di Palembang, Rabu, Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Yustianto dalam rapat Proyek ACIAR di Jakarta, Selasa (10/9), mengatakan, proyek Gambut Kita ini untuk mendukung restorasi lahan gambut serta memaksimalkan gambut sebagai lahan kehidupan masyarakat secara ekonomi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

“Langkah nyatanya kami harus mencegah kebakaran melalui pengelolaan penyebab dan pemicunya. Caranya, adanya mata pencaharian yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar, meningkatkan aspek kelembagaan, serta menyediakan rekomendasi kebijakan terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan restorasi gambut,” jelas dia.

Baca juga: Warga keluhkan asap kebakaran lahan gambut Kolaka Timur

Ia mengemukakan Indonesia dengan lahan gambut sekitar 15 juta hektare memiliki permasalahan cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan masalah teknis, tetapi juga masalah sosial-ekonomi, lingkungan, dan bahkan politik.

Untuk itu, pemerintah telah melakukan banyak hal untuk mempertahankan gambut yang tersisa, diantaranya menyediakan infrastruktur untuk mencegah dan memadamkan kebakaran lahan dan hutan, serta memulihkan lahan gambut yang terdegradasi.

Riset yang dilakukan para ahli, menurutnya sangat diperlukan untuk mendukung para pembuat kebijakan dan praktisi. “Saya yakin proyek ini mendukung dan mempercepat keberhasilan upaya pemerintah Indonesia memulihkan gambut,” kata dia.

Baca juga: BRG akui tak mudah restorasi 2,7 juta ha gambut

Bupati Ogan Komering Ilir, Iskandar mengatakan di kabupatennya terdapat potensi lahan gambut seluas 540.750 hektare sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, yang mana di kabupaten ini pernah terjadi bencana hebat yang menyebabkan kabut asap pada 2015.

“Yang terpenting adalah memberi penghidupan kepada masyarakat sekitar gambut melalui mata pencaharian inklusif untuk mencegah kebarakan,” lanjut dia.

Sementara itu, Dr. Daniel Mendham, peneliti CSIRO Australia dalam paparannya mengungkap fokus riset yang dilakukan pada proyek Gambut Kita ini yakni untuk mengetahui penyebab dan pemicu kebakaran lahan gambut.

Kemudian, riset mengenai opsi mata pencaharian bagi masyarakat sekitar gambut, pengelolaan tanah air gambut, kesenjangan kebijakan pengeloaan gambut, serta manajemen pengetahuan pengelolaan gambut.

Fokus riset di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan dilaksanakan di Desa Kayulabu Kecamatan Pedamaran Timur. “Keterlibatan pemangku kebijakan merupakan kunci agar pekerjaan ini relevan dengan upaya restorasi,” terang dia.

Baca juga: Kabut asap di Palembang dipicu keberadaan 115 titik panas