Quito/Bogota (ANTARA News) - Polisi Ekuador menangkap tiga orang Kolombia dan seorang warga Ekuador atas tuduhan terlibat dalam persekongkolan untuk membunuh Presiden Ekuador Rafael Correa yang berhaluan kiri, kata Jaksa Agung Ekuador Washington Pesantez. Laporan-laporan awal menyebutkan bahwa orang-orang Kolombia itu memiliki hubungan dengan kelompok paramiliter ekstrim kanan di negara mereka. Namun, pihak berwenang Kolombia mengatakan bahwa mereka adalah penyelundup narkoba yang terkait dengan kelompok pemberontak kiri Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), demikian laporan DPA. Para tersangka itu dituduh melakukan pemotretan dari kamar hotel mereka, sangat dekat dengan istana presiden Ekuador di Quito, dan mengumpulkan informasi mengenai pengamanan bangunan itu. Pihak berwenang tidak menyebutkan apakah orang-orang itu bersenjata ketika mereka ditangkap. Ekuador dan Kolombia tidak memiliki hubungan diplomatik sejak pasukan Kolombia melakukan penyerbuan lintas-batas ke wilayah Ekuador pada 1 Maret untuk menyerang sebuah kamp FARC. Kedua negara itu belum lama ini mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan di tingkat kuasa usaha. Kolombia menuduh pemerintah Correa memberikan dukungan kepada pemberontak FARC. Correa membantah tuduhan itu dan menuduh Kolombia melanggar hukum internasional. Pemerintah Kolombia menawarkan bantuannya untuk menyelidiki rencana untuk membunuh Correa itu. "Jika pihak berwenang Ekuador membutuhkan kerja sama, kami akan memberikan sepenuhnya," kata Menteri Luar Negeri Kolombia Fernando Araujo kepada radio Kolombia Caracol. Namun, ia mengingatkan, "Tidak ada lagi kelompok-kelompok paramiliter di Kolombia" setelah Kelompok Persatuan Pertahanan Diri Kolombia (AUC) melakukan demobilisasi dalam beberapa tahun terakhir. (*)